Oleh : Darmaone
Pemberian gelar kepada orang yang berjasa sudah lama dinantikan oleh masyarakat Kabupaten Sambas, Sambas sendiri jika dilihat dari bukti-bukti sejarah yang ada mulai sejak jaman kerajaan sampai sekarang banyak memiliki orang-orang yang berpotensi dan berkapasitas. Seminar Nomenklatur yang dilaksanakan oleh Dinas PORABUDPAR Kabupaten Sambas dengan menghadirkan dua narasumber Ir. H. Burhanuddin A.R (Ketua Umum
MABM Sambas) dan Erwin Mahrus, M.Ag Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak yang juga dihadiri oleh Bupati Sambas, Dinas Terkait, Tokoh Masyarakat, Ormas dan Mahasiswa untuk menampung saran dan pendapat dari peserta yang hadir. Acara yang dilaksanakan pada (5/5) di Aula Kantor Bupati Sambas diharapkan dari hasil seminar tersebut adalah sebagai acuan untuk pembuatan dan penyelesaian Perda dan selesainya diikuti dengan Perbub yang mengatur secara detail tentang
pemberian Gelar Daerah.
Yang melatar belakangi seminar untuk pemberian gelar ini adalah sebagai berikut :
Memiliki tokoh bereputasi nasional dan internasional namun tidak dikenal di tanah kelahirannya
Minimnya penghargaan kepada orang-orang yang telah berjasa besar di berbagai bidang di Kabupaten Sambas.
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berkarya dan berprestasi sesuai dengan bidang masing-masing.
Menggali dan mengembangkan kearifan lokal (local genius) di kabupaten Sambas.
Mensosialisasikan kepada generasi muda bahwa ada tokoh yang pantas diteladani lantaran karya dan prestasi yang telah mereka sumbangkan.
Sosialisasi seyogyanya dilakukan melalui muatan lokal di sekolah/ madrasah. Karenanya, perlu adanya tulisan yang memuat riwayat tokoh tersebut.
Menghargai jasa setia perorang, kesatuan, institusi atau organisasi yang telah mengabdikan diri dan berjasa besar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menumbuhkan semangat kepatriotan dan kejuangan setiap orang untuk kemajuan daerah.
Menumbuhkan sikap keteladanan bagisetiap orang dan mendorong semangat berkarya bagi kemajuan daerah.
Pemberian gelar ini tentunya berdasarkan Azas Kebangsaan, Kemanusiaan, Keadilan, Keteladanan, Kerakyatan dengan beberapa istilah seperti :
Tokoh : adalahseseorang yang menonjol dalam bidang tertentu pada masa hidup maupun setelahmeninggal dunia.
Budayawan : adalah seseorang yang ahli dalam bidang kebudayaan.
Pejuang : Perintis, pendiri dan seseorang yang berjasa dalam bidang tertentu semasa hidupnya, sesuai dengan yang diatur oleh Dewan Harian Nasional Pejuang Indonesia
Gelar : penghargaan daerah yang diberikan kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian dan karya yang luar biasa kepada daerah.
Tanda Jasa: penghargaan yang diberikan oleh kepala daerah kepada seseorang yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam pengembangan suatu bidang tertentu didaerah.
Tanda Kehormatan : penghargaan daerah yang diberikan kepada sesorang, kesatuan, institusi atau organisasi atas pengabdian dan kesetiaaan luar biasa kepada daerah.
Dewan Gelar : Dewan yang bertugas memberikan pertimbangan kepada pemerintah dalam pemberian gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan.
Lembaga Adat : MABM, MABT, DAD dan Lembaga adat lainnya.
Beberapa Tokoh yang telah mengharumkan nama Bangsa Indonesia di Dunia Internasional seperti SYEKH AHMAD KHATIB SAMBAS 1803-1875 yang terkenal dengan menggabungkan dua tarekat Qadiriah dan Naqsyabandiah yang tersebar diseluruh penjuru dunia termasuk Negeri tercinta Indonesia, H. Moehammad Basioeni Imran yang bergelar “Maharaja Imam” 1885-1976 dengan sebuah pertanyaan Mengapa Umat Islam Mundur mendapat tanggapan luar biasa dari seluruh dunia dan masih banyak lagi nama-nama tokoh yang berjasa sehingga membuat Sambas mendapat julukan Serambi Mekah karena pada saat itu masyarakat sangat kental dan kuat dalam hal agama. Seiring perjalanan waktu Julukan Serambi mekah ini mulai memudar sehingga perlu ada langkah-langkah kedepan untuk mengembalikan citra ini. Selain pemberian gelar dan tanda jasa juga perlu mengumpulkan bukti-bukti sejarah tersebut baik berupa buku-buku yang dikarang serta cerita yang berkaitan dengan tokoh tersebut dengan membuat museum sehingga generasi sekarang dapat mengenal dan mencontoh apa yang telah mereka lakukan dan yang terpenting adalah ilmu yang telah diajarkan agar dapat di gali dan dikembangkan kembali di sambas.
Sebubus Merupakan salah satu desa di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Indonesia dengan beragam potensi sumber daya alam, flora dan fauna serta keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Monday, May 12, 2014
Friday, May 9, 2014
KWALITAS PEMBANGUNAN PERBATASAN PERLU DIPERHATIKAN
Oleh Darmawan
Program percepatan pembangunan daerah perbatasan di kabupaten Sambas oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Perbatasan (BNPP) dan Kementerian PU serta didukung pula oleh pemerintah provinsi dan pemda setempat ditahun 2012 telah disusun rencana kegiatan pembangunan yang akan didukung oleh beberapa Kementerian dan Instansi Pemerintah, diantaranya
Kementerian Sosial, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, POLRI, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kemennakertrans, Kementerian Perdagangan, Kemendiknas, Kemendagri melalui Sekretariat BNPP dan TNI dimana masing-masing akan mengalokasikan anggaran dalam rangka rencana kegiatan pembangunan pada tahun anggaran 2012. Dengan mencanangkan anggaran Rp 208,519 miliar dimana derah ini
yang sempat ramai diberitakan akibat pencaplokan daerah Camar Bulan dan Tanjung Datu Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas oleh Malaysia. Pembangunan yang ada mulai dari jalan, jembatan, pelabuhan, sekolah, listrik dan lain-lain membuat daerah yang terisolir ini menjadi terbuka khusus Desa Temajuk Kecamatan Paloh sebagaimana di sampaikan oleh Kades temajuk pak Mulyadi tentunya sebagai warga negara selalu menyambut baik dengan tangan terbuka dan bersyukur dengan
pembangunan yang masuk kedaerahnya namun untuk kwalitas bangunan juga perlu diperhatikan jangan sampai bangunan yang ada belum lama digunakan sudah rusak dan harus tepat sasaran sesuai dengan yang diperlukan masyarakat setempat. David warga dusun Camar bulan menuturkan dan menyikapi tentang pembangunan yang ada seperti Tower Telekomunikasi yang dibangun sejak tim exspedisi khatulistiwa masuk sebagai penghubung antara jarak dan
waktu yang sangat diperlukan tidak lagi berfungsi,dikarenakan belum ada kesepakatan yang jelas antara Kominfo dengan telkomsel. Belum lagi tentang listrik yang ada menggunakan PLTS dan PLTA menimbulkan suatu gejolak dimasyarakat, bagi pengguna PLTS mengharapkan selalu panas sedangkan pengguna PLTA mengharapkan hujan belum lagi ACCU penampung yang mulai soak dan tempat penampung air yang mulai jebol tentunya masih banyak hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat Temajuk khususnya dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok seperti beras masih mengandalkan suplai dari ibu kota kecamatan, sedangkan pencanangan untuk lahan pertanian sampai sekarang belum ada yang terealisasi. Hal ini menimbulkan kerancuan lahan pertanian belum ada namun lumbung, lantai jemur dan pabrik padi sudah ada dibangun sehingga bangunan ini tidak dapat difungsikan sebagai mana mestinya.
Kini lumbung padi juga sudah berubah fungsi menjadi lumbung baca, harapan dari masyarakat program apapun yang masuk hendaknya perlu ada tindak lanjut kedepan serta pembangunan harus terus dilanjutkan seperti jalan yang belum diaspal, beberapa jembatan yang masih menggunakan kayu bulat, pengembangan sektor pertanian, perternakan, perikanan, perkebunan dan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi sehingga tercipta pemerataan pembangunan.
Program percepatan pembangunan daerah perbatasan di kabupaten Sambas oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Perbatasan (BNPP) dan Kementerian PU serta didukung pula oleh pemerintah provinsi dan pemda setempat ditahun 2012 telah disusun rencana kegiatan pembangunan yang akan didukung oleh beberapa Kementerian dan Instansi Pemerintah, diantaranya
Kementerian Sosial, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan, POLRI, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kemennakertrans, Kementerian Perdagangan, Kemendiknas, Kemendagri melalui Sekretariat BNPP dan TNI dimana masing-masing akan mengalokasikan anggaran dalam rangka rencana kegiatan pembangunan pada tahun anggaran 2012. Dengan mencanangkan anggaran Rp 208,519 miliar dimana derah ini
yang sempat ramai diberitakan akibat pencaplokan daerah Camar Bulan dan Tanjung Datu Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas oleh Malaysia. Pembangunan yang ada mulai dari jalan, jembatan, pelabuhan, sekolah, listrik dan lain-lain membuat daerah yang terisolir ini menjadi terbuka khusus Desa Temajuk Kecamatan Paloh sebagaimana di sampaikan oleh Kades temajuk pak Mulyadi tentunya sebagai warga negara selalu menyambut baik dengan tangan terbuka dan bersyukur dengan
pembangunan yang masuk kedaerahnya namun untuk kwalitas bangunan juga perlu diperhatikan jangan sampai bangunan yang ada belum lama digunakan sudah rusak dan harus tepat sasaran sesuai dengan yang diperlukan masyarakat setempat. David warga dusun Camar bulan menuturkan dan menyikapi tentang pembangunan yang ada seperti Tower Telekomunikasi yang dibangun sejak tim exspedisi khatulistiwa masuk sebagai penghubung antara jarak dan
waktu yang sangat diperlukan tidak lagi berfungsi,dikarenakan belum ada kesepakatan yang jelas antara Kominfo dengan telkomsel. Belum lagi tentang listrik yang ada menggunakan PLTS dan PLTA menimbulkan suatu gejolak dimasyarakat, bagi pengguna PLTS mengharapkan selalu panas sedangkan pengguna PLTA mengharapkan hujan belum lagi ACCU penampung yang mulai soak dan tempat penampung air yang mulai jebol tentunya masih banyak hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat Temajuk khususnya dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok seperti beras masih mengandalkan suplai dari ibu kota kecamatan, sedangkan pencanangan untuk lahan pertanian sampai sekarang belum ada yang terealisasi. Hal ini menimbulkan kerancuan lahan pertanian belum ada namun lumbung, lantai jemur dan pabrik padi sudah ada dibangun sehingga bangunan ini tidak dapat difungsikan sebagai mana mestinya.
Kini lumbung padi juga sudah berubah fungsi menjadi lumbung baca, harapan dari masyarakat program apapun yang masuk hendaknya perlu ada tindak lanjut kedepan serta pembangunan harus terus dilanjutkan seperti jalan yang belum diaspal, beberapa jembatan yang masih menggunakan kayu bulat, pengembangan sektor pertanian, perternakan, perikanan, perkebunan dan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi sehingga tercipta pemerataan pembangunan.
Thursday, May 8, 2014
MENAUT KASIH DUA NEGARA
Oleh: Darmawan
Indonesia dan Malaysia dua Negara yang bertetangga terkenal dengan sebutan Melayu Serumpun tak lepas dari hubungan keluarga yang sudah terjalin sejak lama, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya warga Indonesia yang menetap dan menikah sampai beranak cucu baik itu di Khucing, Lundu, Sematan (Malaysia) yang masih satu daratan dikenal dengan nama Borneo .
Bagi warga temajuk dan telok melano hubungan kerjasama begitu
kental dilihat dari segi ekonomi sampai acara pernikahan saling memerlukan undang mengundang antar kampung sudah terbiasa, mengingat Telok Melano ini lebih dekat ke Temajuk Indonesia ketimbang ke kota terdekat yang harus melewati laut. Menaut kasih atau ikatan kasih merupakan agenda kegiatan tahunan dari pihak Malaysia yang dilaksanakan dibatas ke dua Negara, tentunya untuk mensukseskan acara ini sebelumnya sudah berkoordinasi dengan pihak Indonesia baik susunan acara sampai keamanan selama
pelaksanaan kegiatan pada( 2-3/5) 2014.
Pada malam pertama kegiatan dilaksanakan di Kampung Telok Melano dengan menampilkan kesenian Dzikir maulud dari Merbau Desa Sebubus dan dari Sedau Kota Singkawang kemudian pada sore hari kedua Resident kuching ( setingkat bupati) H. Helmi Bin H. Gul bersama rombongan berkunjung ke Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten sambas. Rombongan dijemput dengan menggunakan sepeda motor menuju lapangan sepak bola tempat kegiatan
dilaksanakan terlihat spanduk bertuliskan “Biar Batas Memisahkan, Kita Tetap Bersaudara” rombongan disambut oleh perwakilan Bupati Sambas M. Sherly S.Sos, Msi beserta unsur MUSPIKA Paloh, TNI-POLRI serta tokoh masyarakat yang diiringi drum band SDN 16 Temajuk dan tarian khas sambas SMPN 1 liku.
Masyarakat sangat antusias menghadiri acara ini, dalam kata sambutannya pak Sherly menyampaikan hubungan kerjasama antara kedua Negara ini harus lebih ditingkatkan baik dari segi ekonomi, sosial budaya, pariwisata dan lain sebagainya mengingat sambas
memeliki banyak potensi yang dapat dikembangkan.
Dalam menjalin hubungan yang baik tentunya sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa negara Indonesia mencintai perdamaian. Selain itu pak Usman, S.Sos, MM sebagai Camat Paloh yang juga pernah menjadi Camat Sajingan menyampaikan bahwa sekarang bukan lagi jaman perang tetapi bagaimana menciptakan masyarakat adil dan makmur dengan pengalaman beliau memimpin dua kecamatan perbatasan mengetahui betul tentang kondisi masyarakat yang perlu diperhatikan dengan kepiawaian beliau dalam diplomasi tentunya memberikan nilai tambah bagi daerah ini. Selaku Resident Kucing H. Helmi bersyukur dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini tentunya dapat mempererat hubungan kedua Negara dengan melihat pembangunan yang ada di temajuk membuat Pemerintah Malaysia merencanakan dan menganggarkan biaya untuk pembuatan jalan darat dan jembatan dari Sematan ke Teluk Melano yang menjadi batas Malaysia-Indonesia menjadi lebih maju kedepan sehingga orang-orang dari Kuching yang ingin berkunjung tidak lagi melewati jalur laut dengan demikian dapat lebih mudah dalam meningkatkan kerjasama diberbagai bidang dan juga beliau mengundang grup-grup seni budaya yang telah memukau hati saat tampil untuk hadir ditempat mereka. Setelah acara silaturrahim selesai rombongan Resident diajak untuk melihat keindahan periwisata yang ada di Temajuk yang mulai populer dengan nama sepotong surga di ekor kalimantan. Rombongan H.Helmi kemudian kembali ke melano untuk melanjutkan acara hiburan seni budaya pada malam harinya, sebagai kebiasaan masyarakat sambas yang kental dakan adat istiadatnya tak lupa memberikan cendera mata kenang-kenangan sebagai mempererat tali kasih berupa plakat dan sal tenun khas sambas.
Indonesia dan Malaysia dua Negara yang bertetangga terkenal dengan sebutan Melayu Serumpun tak lepas dari hubungan keluarga yang sudah terjalin sejak lama, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya warga Indonesia yang menetap dan menikah sampai beranak cucu baik itu di Khucing, Lundu, Sematan (Malaysia) yang masih satu daratan dikenal dengan nama Borneo .
Bagi warga temajuk dan telok melano hubungan kerjasama begitu
kental dilihat dari segi ekonomi sampai acara pernikahan saling memerlukan undang mengundang antar kampung sudah terbiasa, mengingat Telok Melano ini lebih dekat ke Temajuk Indonesia ketimbang ke kota terdekat yang harus melewati laut. Menaut kasih atau ikatan kasih merupakan agenda kegiatan tahunan dari pihak Malaysia yang dilaksanakan dibatas ke dua Negara, tentunya untuk mensukseskan acara ini sebelumnya sudah berkoordinasi dengan pihak Indonesia baik susunan acara sampai keamanan selama
pelaksanaan kegiatan pada( 2-3/5) 2014.
Pada malam pertama kegiatan dilaksanakan di Kampung Telok Melano dengan menampilkan kesenian Dzikir maulud dari Merbau Desa Sebubus dan dari Sedau Kota Singkawang kemudian pada sore hari kedua Resident kuching ( setingkat bupati) H. Helmi Bin H. Gul bersama rombongan berkunjung ke Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten sambas. Rombongan dijemput dengan menggunakan sepeda motor menuju lapangan sepak bola tempat kegiatan
dilaksanakan terlihat spanduk bertuliskan “Biar Batas Memisahkan, Kita Tetap Bersaudara” rombongan disambut oleh perwakilan Bupati Sambas M. Sherly S.Sos, Msi beserta unsur MUSPIKA Paloh, TNI-POLRI serta tokoh masyarakat yang diiringi drum band SDN 16 Temajuk dan tarian khas sambas SMPN 1 liku.
Masyarakat sangat antusias menghadiri acara ini, dalam kata sambutannya pak Sherly menyampaikan hubungan kerjasama antara kedua Negara ini harus lebih ditingkatkan baik dari segi ekonomi, sosial budaya, pariwisata dan lain sebagainya mengingat sambas
memeliki banyak potensi yang dapat dikembangkan.
Dalam menjalin hubungan yang baik tentunya sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa negara Indonesia mencintai perdamaian. Selain itu pak Usman, S.Sos, MM sebagai Camat Paloh yang juga pernah menjadi Camat Sajingan menyampaikan bahwa sekarang bukan lagi jaman perang tetapi bagaimana menciptakan masyarakat adil dan makmur dengan pengalaman beliau memimpin dua kecamatan perbatasan mengetahui betul tentang kondisi masyarakat yang perlu diperhatikan dengan kepiawaian beliau dalam diplomasi tentunya memberikan nilai tambah bagi daerah ini. Selaku Resident Kucing H. Helmi bersyukur dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini tentunya dapat mempererat hubungan kedua Negara dengan melihat pembangunan yang ada di temajuk membuat Pemerintah Malaysia merencanakan dan menganggarkan biaya untuk pembuatan jalan darat dan jembatan dari Sematan ke Teluk Melano yang menjadi batas Malaysia-Indonesia menjadi lebih maju kedepan sehingga orang-orang dari Kuching yang ingin berkunjung tidak lagi melewati jalur laut dengan demikian dapat lebih mudah dalam meningkatkan kerjasama diberbagai bidang dan juga beliau mengundang grup-grup seni budaya yang telah memukau hati saat tampil untuk hadir ditempat mereka. Setelah acara silaturrahim selesai rombongan Resident diajak untuk melihat keindahan periwisata yang ada di Temajuk yang mulai populer dengan nama sepotong surga di ekor kalimantan. Rombongan H.Helmi kemudian kembali ke melano untuk melanjutkan acara hiburan seni budaya pada malam harinya, sebagai kebiasaan masyarakat sambas yang kental dakan adat istiadatnya tak lupa memberikan cendera mata kenang-kenangan sebagai mempererat tali kasih berupa plakat dan sal tenun khas sambas.
Monday, April 7, 2014
PALOH UTARA NENANTI MUNCULNYA DPRD BARU
Oleh : Darmaone
Pemilihan Legislatif sebentar lagi akan dimulai, Paloh salah satu Kecamatan di Kabupaten Sambas dilihat dari sejarah sebelumnya memiliki beberapa orang dewan dari paloh utara yang sewaktu itu masih dengan sistem nomor urut.
Namun dengan adanya perubahan peraturan yang sekarang menggunakan sistem suara terbanyak pada tahun 2009 yang lalu hanya memiliki satu dewan yang berada di Paloh selatan. Jika dilihat dari jumlah pemilih saat ini sekecamatan Paloh berjumlah 18911 dan khususnya di Desa Sebubus berjumlah 5652 seharusnya dengan jumlah pemilih yang ada bisa menciptakan beberapa orang dewan, namun kekhawatiwaran yang terjadi adalah apakah di tahun 2014 ini bisa memiliki dewan.
Hal ini desebabkan beberapa faktor, yang pertama banyaknya calon yang ikut berkompetisi, Kedua suara banyak diambil oleh caleg dari luar sedapil dengan paloh yaitu dapil V, ketiga dengan sistem pencoblosan hanya menggunakan nomor dan nama kecuali untuk DPD itupun banyak yang tidak dikenal membuat orang-orang masih bingung.
Terpecahnya suara yang ada membuat para caleg dari Paloh harus bekerja keras dengan mencari suara tambahan dari luar bukan hanya mengharapkan suara dari desa masing-masing apakah sejarah akan terulang kembali hal ini akan dibuktikan pada (9/4) dan ini merupakan tolak ukur kedepan segala pembelajaran yang didapat untuk membuka mata hati, pemikiran bahwa perjuangan memerlukan persatuan dan kesatuan jika ingin memciptakan suatu keberhasilan bukan dengan berpecah belah.
Pemilihan Legislatif sebentar lagi akan dimulai, Paloh salah satu Kecamatan di Kabupaten Sambas dilihat dari sejarah sebelumnya memiliki beberapa orang dewan dari paloh utara yang sewaktu itu masih dengan sistem nomor urut.
Namun dengan adanya perubahan peraturan yang sekarang menggunakan sistem suara terbanyak pada tahun 2009 yang lalu hanya memiliki satu dewan yang berada di Paloh selatan. Jika dilihat dari jumlah pemilih saat ini sekecamatan Paloh berjumlah 18911 dan khususnya di Desa Sebubus berjumlah 5652 seharusnya dengan jumlah pemilih yang ada bisa menciptakan beberapa orang dewan, namun kekhawatiwaran yang terjadi adalah apakah di tahun 2014 ini bisa memiliki dewan.
Hal ini desebabkan beberapa faktor, yang pertama banyaknya calon yang ikut berkompetisi, Kedua suara banyak diambil oleh caleg dari luar sedapil dengan paloh yaitu dapil V, ketiga dengan sistem pencoblosan hanya menggunakan nomor dan nama kecuali untuk DPD itupun banyak yang tidak dikenal membuat orang-orang masih bingung.
Terpecahnya suara yang ada membuat para caleg dari Paloh harus bekerja keras dengan mencari suara tambahan dari luar bukan hanya mengharapkan suara dari desa masing-masing apakah sejarah akan terulang kembali hal ini akan dibuktikan pada (9/4) dan ini merupakan tolak ukur kedepan segala pembelajaran yang didapat untuk membuka mata hati, pemikiran bahwa perjuangan memerlukan persatuan dan kesatuan jika ingin memciptakan suatu keberhasilan bukan dengan berpecah belah.
Saturday, March 29, 2014
MENCARI SOLUSI DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN
Kelompok pemantau bekantan kalilaek paloh
adalah sebuah lembaga lokal dengan salah satu bidang kerjanya adalah
perlindungan terhadap hutan, satwa dan tumbuhan langka yang ada di Kecamatan
paloh kabupaten sambas, lembaga ini berusaha untuk bekerjasama dengan berbagai
pihak dengan mengadakan acara ramah tamah dan mencari solusi dari dampak
pembangunan terhadap lingkungan (24/3). Tamu undangan yang hadir pada acara
tersebut dari Dinas Kehutanan Sambas, Dinas DKP Sambas, Badan Lingkungan Hidup
Sambas, Bapedas Kapuas Pontianak, Muspika Paloh, Kamla, Bais, Kades Sebubus dan
Tokoh Masyarakat.
Adapun presentasi yang dilakukan lembaga
kalilaek paloh adalah melalui gambar, Paloh salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Sambas yang berbatasan dengan Negara Malaysia, pada saat ini banyak
diperhatikan dalam hal pembangunan infrastruktur. Mengingat daerah terdiri dari
pesisir laut, sungai dan daratan yang memiliki banyak potensi sumber daya alam
yang luar biasa seperti :
1. Hutan dan gunung yang juga terdapat
berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka
2. Laut terdapat terumbu karang, berbagai
jenis ikan dan dipantai terdapat penyu
3.`Manggrove sebagai penahan abrasi dan
tempat berkembang biaknya berbagai jenis spesies termasuk bekantan
4. Sungai terdapat buaya, arwana dan
berbagai jenis ikan lainnya
Dengan maraknya pembangunan yang ada
seperti jalan, jembatan, pelabuhan, penimbunan menggunakan tanah/pasir,
pembuatan rumah dan perahu nelayan tentunya banyak menggunakan bahan dasar
dari kayu. Pembukaan tambak dan pembukaan lahan perkebunan secara besar-besaran
di hutan HP, Lindung dan TWA oleh masyarakat perlu diantisifasi agar tidak
terjadi konflik kedepan.
Disatu sisi masyarakat sangat bersyukur
daerahnya dibangun namun disisi lain juga harus memperhatikan dampak negatifnya
seperti hilangnya hutan maupun manggrove
berarti terancam hilangnya berbagai satwa dan tumbuhan langka dan tidak
ada tempat resapan air. Penebangan hutan kemudian dibakar serta penjualan hutan
kawasan yang dibeli oleh pengusaha puluhan sampai ratusan hektar untuk
penanaman sawit tanpa izin kemudian dibentuk koperasi yang mengatas namakan
masyarakat untuk mengelabui.
Untuk menjaga lingkungan serta keseimbangan
ekosistem yang ada, Lembaga Kalilaek Paloh sangat mendukung adanya pelestarian
hutan, satwa dan tumbuhan langka yang ada di Paloh.
Mencari solusi tentang kawasan-kawasan yang
sudah gundul dengan reboisasi dengan tanaman kayu-kayuan maupun buah-buahan, serta
menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang bermukim disekitar hutan.
Yang perlu diperhatikan juga ancaman
hilangnya satwa dan tumbuhan di lokasi APL perlu dicarikan solusinya,
pendekatan kemasyarakat dengan sosialisasi harus sering dilakukan. Adanya
larangan tentunya harus ada solusi dan perlu adanya kerjasama serta dukungan
dari berbagai pihak.
2. Camat Paloh
Setiap SKPD yang ada harus melihat langsung
keadaan dilapangan sehingga informasi yang didapat lebih akurat dan bagaimana
masyarakat dapat memanfaatkan hutan kawasan seperti TWA menjadi tempat wisata
termasuk melindungi satwa-satwa yang ada dipaloh, mereboisasi hutan digunung
sebagai penyangga penyerapan air untuk masyarakat mengingat setiap musim panas
air yang disalurkan melalui pipa ledeng dari gunung tidak mengalir airnya. Pak
camat juga mengingatkan Tentang penjualan lahan yang tidak sesuai aturan kepada
kepala desa jangan sembarangan membuatkan surat-menyurat.
3. Dinas Kehutan Bidang Kawasan Kab. Sambas
(Sarno)
Menyikapi tentang jual beli lahan dihutan
kawasan, memanfaatkan hasil hutan non kayu seperti getah, rotan, buah-buahan dan
jangan hanya mengharapkan hasil kayunya
4. Bapedas
Kapuas Pontianak (Heru)
memaparkan Tugas dan Fungsi bapedas
- Merehabilitasi hutan dan lahan
- Hutan Desa
- Hutan Kemasyarakatan
-
Hutan Tanaman Rakyat
- Memberikan pelatihan dan alat pengelolaan
madu dan lain sebagainya
5. DKP Kabupaten Sambas ( Sriawan )
- Paloh kaya akan keanekaragaman Hayati,
Flora dan Fauna
-
Perlu dukungan masyarakat untu segera penetapan Kawasan Konservasi Perairan
Daerah (KKPD) menyangkut satwa-satwa langka penyu, pesut dan arwana
- Membuat perencanaan zona peruntukan
kawasan, zona pemanfaatan, zona inti untuk melindungi satwa
6. LH Kabupaten Sambas (Apriadi )
- Gambaran tupoksi LH yang menkoordinasikan
tentang lingkungan hidup
- Laporan masyarakat di BLH tentang
lingkungan
- Dampak lingkungan akibat pembangunan
sesuai kadarnya, kecil, sedang, berat
- Mohon bantuan WWF untuk mengidentifikasi
tingkat kerusakan lingkungan di pantai peneluran penyu
- Meninjau kembali dengan adanya PT yang
masuk kepaloh dari pekerjaan penebangan, pengangkutan, material dan sebagainya
- Setiap Perkebunan sawit yang melebihi
dari pengelolaan perorangan harus melengkapi dengan izin usaha
7. WWF Program KALBAR (Drh. Dwi Suprapti)
- Penurunan Penyu sangat drastis
- Pantai Desa Sebubus menjadi Hot Spot
peneluran penyu
- Sekarang akses jalan kepantai sangat
mudah
- Harapan menutup jalan kecil menuju
kepantai yang sudah ada, mereboisasi hutan vegetasi yang rusak serta
mempertanyakan fungsi jalan-jalan kecil/gang yang dibuat kelokasi peneluran
penyu sehingga memudahkan perburuan telur penyu
- Mengajak kawan-kawan mensosialisasikan
tentang penyu kemasyarakat sampai kedunia inter nasional
- Mengadakan join patrol dengan pihak
keamanan dan masyarakat
Inti dari
semua ini adalah apapun kegiatan atau program yang akan dilaksanakan tentunya
membawa dampak manfaat kepada masyarakat sekitar dengan memberikan pencerahan
tentang lingkungan yang ada dan
memanfatkannya dengan konsep hutan lestari.
PEMUDA PEMIMPIN MASA DEPAN
Oleh : Darmawan
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa
tentu perlu ditumbuh kembangkan dalam hal patriotisme, dinamika, budaya,
prestasi dan semangat profesionalitas dan meningkatkan partisifasi dan peran
aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Walaupun pelatihan kepemimpinan ini waktunya sangat singkat namun dilaksanakan dengan penuh semangat ditambah yel-yel pembakar semangat : Pemuda.. Jaya, Olahraga.. Maju, Siapa Kita.. Indonesia, NKRI.. Harga Mati. Inti tujuan dari pembangunan kepemudaaan adalah menciptakan Pemuda yang beriman dan bertakwa; (Karakter) Berakhlak mulia; (Karakter) Demokratis; (Karakter) Bertanggungjawab; (Karakter) Sehat, cerdas, kreatif, inovatif, dan mandiri; (Kapasitas) Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan. (Karakter & Kapasitas) Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan (Karakter & Kapasitas), Berdaya saing; (Daya Saing), Tentang kepemudaan ini diatur dalam UU NO. 40 TAHUN 2009.
Selain tanya jawab juga diberi kesempatan untuk menyampaikan program-program tentang kepemudaan, sebagai pemuda daerah perbatasan lembaga kalilaek bersama siswa-siswi sma/smk sambas dalam satu grup memberikan usulan program. Pertama membuat pemetaan tentang permasalahan, potensi, sosial budaya yang ada di tempat masing-masing. Kedua membuat kelompok usaha pemuda produktif dalam membangun dan meningkatkan perekonomian. Ketiga mengajak para mahasiswa yang sudah selesai kulian untuk kembali tempat asal mereka dalam gerakan membangun desa sehingga ilmu yang ada dapat dikembangkan. Keempat membuat program kegiatan nyata berupa percontohan diberbagai bidang, bukan selalu menadahkan tangan. Kelima memberikan pelatihan jurnalisme kampung kepada pemuda untuk mengenalkan daerah masing-masing. Perlu diingat sejarah membuktikan bahwa perjuangan Bangsa Indonesia tak lepas dari pemuda dan ingatlah kata-kata Presiden RI ke-1 SOEKARNO “ beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia.
OLAHRAGA TRADISIONAL “PERANG TELUR PENYU”
Oleh : Darmaone
Perang telur penyu
merupakan jenis olahraga tradisional yang menggunakan otot ringan dan
bernuansakan seni, adat istiadat serta ritual keagamaan, Ki Asni warga dusun
jeruju desa sebubus kecamatan paloh menuturkan kisah sejarah tentang olah raga ini
sudah ada sejak Jaman Sultan M. Syafioedin Maulana yang pada saat itu pantai
masih menyatu dan sistem pajak telor sudah ada meliputi dari Tj. Bayung (
jawai) sampai Tj. Dato (Temajuk).
Penguasaan akan
penyu ini bermula dari H. Abdullah anak raja bone yang datang kepaloh dan
bermukim di Tj. Gelumbung atau pulau tua sampai belanda masuk kesambas dan sistem
pajak kemudian dibagi menjadi dua. Yang
membuat ramai daerah ini adalah dengan datangnya para nelayan dari china setiap
tahunnya yang berlabuh dipulau kambang dan seterusnya pengelolaan penyu ini
diserahkan kepada pak mohctar.
Perang telur ini
dimulai antara bulan januari – maret dengan terlebih dahulu memberitahukan
kepada seluruh masyarakat, kegiatan ini dimulai dengan acara ritual didarat
bersama masyarakat dengan pembacaan do’a tolak bala oleh tokoh agama dangan
menyiapakan berbagai macam kue yang nantinya akan dimakan secara bersama. Khusus dalam acara
ini, telor penyu hanya diambil dan dikumpulkan hanya satu malam jadi tidak
boleh lebih. Sedangkan acara perang telur dipimpin oleh pemangku adat dengan
membagi peserta dengan dua team, satu team darat dan satunya lagi team laut.
Masing-masing team
dibekali dengan ketupat yang berisi ampas kelapa dan telor penyu yang
dimasukkan kedalam kantong. Setelah kedua team
siap pemangku adat memberi aba-aba perang dimulai, yang menyerang pertama
adalah team darat dengan pembukaan seranggan menggukan ketupat setelah itu baru
menggunakan telor penyu sampai team laut mundur sampai masuk ke laut sebatas
leher.
Kemudian team laut
berunding untuk membalas serangan, ditengah suka cita team darat merasa sudah
memukul mundur team laut dan tanpa disadari team darat team laut melakukan
serangan balasan sehingga team darat kewalahan dan menyerah dengan mengibarkan
bendera putih.
Setelah terjadi
kesepakan bersama antara kedua team, maka mereka melempari masyarakat yang
hadir dilokasi disinilah terjadi pembauran saling lempar melempar. Dengan menangnya team
laut hal ini dimaksudkan sebagai simbol agar penyu-penyu semakin banyak
berdatangan dan bertelor di pantai paloh, namun olah raga seni budaya ini sudah
tidak lagi dilaksanakan sungguh perlu dicarikan solusinya agar budaya ini dapat
hidup kembali tentunya dapat disesuaikan dengan keadaan jaman sekarang.
Tuesday, March 18, 2014
AKSI LEMBAGA KALILAEK PALOH
Oleh : Darmaone
Lembaga Kalilaek paloh kali ini membuat aksi dengan memasang tiga jenis baliho himbauan, satu tentang hutan, manggrove, satwa, dan tumbuhan langka kedua tentang alat tangkap ikan yang ramah lingkungan ketiga khusus tentang bekantan dan satu ucapan selamat datang di Lokasi Pemantauan dan Penelitian Bekantan.
Pemasangan baliho ini dilakukan dibeberapa titik yaitu diliku, jeruju, setingga, merbau dan cermai, walaupun balihonya kecil-kecil semoga membawa arti dan makna yang besar, hal ini disesuaikan dengan kemampuan kawan-kawan lembaga.
Kami mengajak segenap elemen yang ada untuk bersama menjaga dan melestarikan alam demi anak cucu kita nanti, tidak ada kata terlambat jika ingin memulai sesuatu yang baik.
Lembaga Kalilaek paloh kali ini membuat aksi dengan memasang tiga jenis baliho himbauan, satu tentang hutan, manggrove, satwa, dan tumbuhan langka kedua tentang alat tangkap ikan yang ramah lingkungan ketiga khusus tentang bekantan dan satu ucapan selamat datang di Lokasi Pemantauan dan Penelitian Bekantan.
Pemasangan baliho ini dilakukan dibeberapa titik yaitu diliku, jeruju, setingga, merbau dan cermai, walaupun balihonya kecil-kecil semoga membawa arti dan makna yang besar, hal ini disesuaikan dengan kemampuan kawan-kawan lembaga.
Kami mengajak segenap elemen yang ada untuk bersama menjaga dan melestarikan alam demi anak cucu kita nanti, tidak ada kata terlambat jika ingin memulai sesuatu yang baik.
Friday, March 7, 2014
PENELITIAN JEJAK SEJARAH BANGUNAN BELANDA
Oleh : Darmaone
Negara Indonesia memilki banyak nilai-nilai sejarah yang masih harus digali dan dikembangkan termasuk kec.Paloh Kab. Sambas Provinsi Kalbar berdasarkan tulisan-tulisan yang ada membuktikan bahwa adanya peninggalan baik zaman Kerajaan Majapahit maupun VOC yang berada didaerah ini, mengingat paloh merupakan daerah perairan tempat berlabuhnya kapal.
Salah satu yang terlihat sisa-sisa bangunan yang terletak di cermai Desa Sebubus, mengingat situs-situs sejarah yang semakin berkurang membuat Mahasiswa Jurusan Adab STAI Sambas melakukan kegiatan Study Tour untuk menyelusuri Jejak Arkeologgi VOC di Sambas yang didampingi oleh Dosen.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari mulai (6/3) yang berkerjasama dengan Lembaga Pemantau Bekantan "Kalilalaek Paloh" beserta masyarakat dan aparat keamanan, tentunya dengan melihat kondisi saat ini bangunan yang sudah tinggal sisa-sisanya saja.
Kedepan perlu adanya penelitian lebih lanjut dan libih akurat tentang berapa lama bangunan ini berdiri dan juga tempat lainnya, tentunya perlu adanya dukungan dari Pemerintah dan Pihak terkait dalam hal ini..
Karena ketidaktahuan masyarakat pada awalnya akan pentingnya nilai sejarah akan situs ini sehingga banyak barang -barang peninggalan yang diambil sampai besi pondasi bangunan juga tak luput jadi incaran.
Lembaga Kalilaek Paloh yang juga bergerak dibidang Seni dan Budaya berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan berupaya untuk mendaftarkan situs ini menjadi Cagar Budaya lewat Dinas PORABUDPAR Kab. Sambas tinggal menunggu hasilnya apakah
layak atau tidak menjadi Cagar Budaya.
Negara Indonesia memilki banyak nilai-nilai sejarah yang masih harus digali dan dikembangkan termasuk kec.Paloh Kab. Sambas Provinsi Kalbar berdasarkan tulisan-tulisan yang ada membuktikan bahwa adanya peninggalan baik zaman Kerajaan Majapahit maupun VOC yang berada didaerah ini, mengingat paloh merupakan daerah perairan tempat berlabuhnya kapal.
Salah satu yang terlihat sisa-sisa bangunan yang terletak di cermai Desa Sebubus, mengingat situs-situs sejarah yang semakin berkurang membuat Mahasiswa Jurusan Adab STAI Sambas melakukan kegiatan Study Tour untuk menyelusuri Jejak Arkeologgi VOC di Sambas yang didampingi oleh Dosen.
Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari mulai (6/3) yang berkerjasama dengan Lembaga Pemantau Bekantan "Kalilalaek Paloh" beserta masyarakat dan aparat keamanan, tentunya dengan melihat kondisi saat ini bangunan yang sudah tinggal sisa-sisanya saja.
Kedepan perlu adanya penelitian lebih lanjut dan libih akurat tentang berapa lama bangunan ini berdiri dan juga tempat lainnya, tentunya perlu adanya dukungan dari Pemerintah dan Pihak terkait dalam hal ini..
Karena ketidaktahuan masyarakat pada awalnya akan pentingnya nilai sejarah akan situs ini sehingga banyak barang -barang peninggalan yang diambil sampai besi pondasi bangunan juga tak luput jadi incaran.
Lembaga Kalilaek Paloh yang juga bergerak dibidang Seni dan Budaya berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan berupaya untuk mendaftarkan situs ini menjadi Cagar Budaya lewat Dinas PORABUDPAR Kab. Sambas tinggal menunggu hasilnya apakah
layak atau tidak menjadi Cagar Budaya.
Subscribe to:
Posts (Atom)