Wednesday, November 28, 2012

DI MANA SOLAR KU

Oleh : Darmawan
Cerita tentang bahan bakar tentunya tak asing lagi, namun kali ini berkaitan dengan nelayan. 
Bagi para nelayan sulitnya mencari bahan bahan solar akan berpengaruh pada pekerjaan mereka, hal ini terjadi di termpatku di kecamatan paloh sudah dalam waktu yang lama itupun harganya lebih tinggi dari bensin .
Sepintas di perhatikan solar banyak beredar namun ke mana solar-solar itu pergi, apakah ini berkaitan dengan para penampung minyak dan perusaahaan yang ada sehingga solar sulit di dapat para nelayan. 
Perlu perhatian dari pihak Pemerintah untuk bisa mengatasi penyaluran bahan bakar ini agar bisa di rasakan masyarakat banyak, seperti membangun SPBU mini di setiap Kecamatan dengan melihat jenis-jenis bahan bakar apa yang di perlukan dan dengan sistem penyaluraan yang tepat sasaran.     

PUKAT HARAIMAU DI PERAIRAN PALOH

Oleh : Darmawan
Dalam seminggu terakhir ini kapal motor dengan menggunakan pukat trawl atau pukat harimau berada di perairan Paloh, hal ini tentunya meresahkan para nelayan yang ada. 
Menurut informasi dari nelayan yang sedang menangkap ikan, kapal motor yang menggunakan trawl semakin mendekat dan sudah ada yang mengenai pukat nelayan maupun bubu ikan yang sudah terpasang. 
Tentunya hal ini sangat merugikan mulai dari ikan yang kecil di sapu bersih, terumbu karang, maupun hewan endemik paloh yaitu penyu juga terancam. Dalam hal ini perlu perhatian dari pihak terkait untuk menangani masalah ini, di khawatirka akan terjadi bentrokan di laut antara nelayan paloh dengan pihak kapal motor trawl jika segera di atasi.   

Wednesday, November 21, 2012

SOLIDARITAS PENCINTA LINGKUNGAN PALOH DUKUNG ANONG

Anong sedang menggali sarang tukik
Oleh : Darmawan
Anong salah satu anggota WWF Kalbar yang berdomisili di Dusun Setingga Desa Sebubus Kecamatan Paloh hari ini tanggal 22 Nopember 2012 sedang menjalani sidang pertama dalam kasus perkelahian dan di dampingi oleh pengacara dari pihak WWF, awal mulanya peristiwa ini terjadi pada tanggal 8 Agustus 2012 di pantai konservasi penyu di sui ubah. 
Saudara anong bersama dengan  anggota POKMASWAS sedang mengadakan monitoring penyu, ketika itu melihat ada yang mencurigakan seperti ada yang mau mengambil telur penyu. 
Hal ini sudah beberapakali terjadi hanya pelaku tidak di temukan di lokasi sarang telur yang hilang, dan pada malam hari itu tak di sangka-sangka bertemu dengan dua orang pemuda yang sedang berada di lokasi dengan membawa kayu sebagai alat untuk menusuk sarang dan biasanya track penyu naik sudah dihapus hal ini untuk mengelabui petugas monitoring seolah-olah penyu tidak ada naik ke pantai.
Disaat itulah terjadi dialok antara anong cs dengan kedua pemuda itu, dan ternyata setelah di tanyai secara baik-baik malah menjawab dengan nada acuh tak acuh pada saat mau di foto malah mendorong. Tak terasa suasana semakin memanas tak terkendali terjadilah dorong-mendorong secara replek anong mengayunkan tangan yang sedang memegang kamera foto dan terjadilah peristiwa luka di kepala salah seorang pemuda tadi. 
Dengan rasa bertanggung jawab pemuda tadi di bawa bersama kawan-kawan WWF untuk di obati di pos libas Temajuk, dalam proses pengobatan ini terjadi dialok antara danton libas dan pemuda ini dan  mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada saudara anong, namun  setelah pulang ke rumah orang tua pemuda tadi tidak terima keponakannya  di perlakukan seperti ini dan ternyata beliau adalah seorang TNI AD. 
Pihak WWF sudah berusaha secara baik-baiknya untuk menyelesaikan masalah ini, sudah beberapakali menjumpai beliau ternyata malah marah-marah dan melaporkan ke pihak berwajib. Ada kata-kata yang sering terdengar adalah penyu bukan punya siapa-siapa tapi punya Tuhan, jika demikaian untuk apa UU di buat Pemerintah dalam hal pelestarian penyu dan yang lainnya.
Perjuangan untuk menyelamatkan lingkungan dan hewan yang sudah langka memang berat namun jika tidak di laksanakan apa akan terjadinya, untuk saudara anong harus sabar dan tabah dalam menjalani proses ini. Kami pencinta lingkungan yang ada di paloh selalu mendukung dan mendo"akanmu.                  

Monday, November 19, 2012

RAPAT TIKUS


OLEH : DARMAWAN
Di sebuah negeri tikus yang sangat aman dan tentram  kini sedang di landa kekacauan yang sangat besar, hal ini diakibatkan dengan datangnya sekelompok kucing yang sangat ganas sehingga membuat rakyat tikus ketakutan kita ketahui bahwa kucing adalah pemakan daging.
Semakin hari penderitaan para tikus semakin hebat sehingga di adakanlah suatu pertemuan besar atau rapat yang membahas tentang bagai mana kucing tidak makan tikus.

Untuk menjawab pertanyaan bagai mana tikus tidak di makan kucing tentunya perlu pemikiran yang matang dan penuh kebijakan karena jika salah melangkah nyawa taruhannya. Ada usulan yang sangat menarik yaitu memberi lonceng pada leher kucing, sehingga jika kucing datang akan segera ketahuan bunyi lonceng tersebut dan para tikus bisa menyelamatkan diri.
Usulan ini sangat masuk akal namun ada pertanyaan dari tikus yang paling tua yang terlihat bijaksana siapakah di antara kalian yang berani mengalungkan lonceng ke leher kucing? Mendengar pertanyaan tersebut para tikus yang tadinya sangat senang kini menjadi terdiam memikirkan pertanyaan tadi siapa yang berani-siapa yang berani.    

Saturday, November 10, 2012

BUDI DAYA RUMPUT LAUT ALA PALOH














Oleh : Darmawan
Laut menyimpan berbagai macam habitat yang sangat berguna bagi manusia, salah satunya adalah rumput laut yang berfungsi sebagai bahan makanan kosmetik dan lain-lain.  
Di Kecamatan Paloh budi daya rumput laut di lakukan berbeda dengan tempat lain yaitu di sungai bukan di laut, hal ini di karenakan lautan ditempatku adalah laut lepas jadi tidak ada tempat yang aman untuk budi daya dari gelombang laut. 
Sepanjang sungai mutusan maupun sungai yang ada di Desa Sebubus mulai dari dusun jeruju, setingga, merbau sekarang banyak di penuhi botol-botol sekilas lihat seperti sampah-sampah yang mengapung. Namun jika kita lihat lebih dekat ternyata di sini terdapat budi daya rumput laut dengan menggunakan media botol-botol bekas sebagai pelampung agar tidak tenggelam. 
Kegiatan ini marak di lakukan masyarakat sekitar 2 bulan terakhir ini, sebelumnya hanya coba-coba di lakukan di sungai ternyata bisa juga di lakukan. Setiap hal pastinya banyak kendala yang di hadapi termasuk budi daya ini, rumput laut yang sudah besar yang siap di panen ternyata bisa lepas dari ikatan tali. 
Hal ini masih dalam penelitian apa penyebabnya sampai bisa terjadi seperti ini, apakah di potong atau digigit oleh ikan atau yang lainnya. Khusus bagi para nelayan sering menjumpai rumput-rumput laut yang lepas ini masuk ke dalam jaring pukat maupun togok, belum lagi masalah pemasaran. 
Jika potensi rumput laut ini punya nilai jual yang bagus tentunya masyarakat mau melakukan budi daya ini karena lahan yang ada masih banyak.