Saturday, March 29, 2014

MENCARI SOLUSI DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP LINGKUNGAN




     Kelompok pemantau bekantan kalilaek paloh adalah sebuah lembaga lokal dengan salah satu bidang kerjanya adalah perlindungan terhadap hutan, satwa dan tumbuhan langka yang ada di Kecamatan paloh kabupaten sambas, lembaga ini berusaha untuk bekerjasama dengan berbagai pihak dengan mengadakan acara ramah tamah dan mencari solusi dari dampak pembangunan terhadap lingkungan (24/3). Tamu undangan yang hadir pada acara tersebut dari Dinas Kehutanan Sambas, Dinas DKP Sambas, Badan Lingkungan Hidup Sambas, Bapedas Kapuas Pontianak, Muspika Paloh, Kamla, Bais, Kades Sebubus dan Tokoh Masyarakat.      
     Adapun presentasi yang dilakukan lembaga kalilaek paloh adalah melalui gambar, Paloh salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas yang berbatasan dengan Negara Malaysia, pada saat ini banyak diperhatikan dalam hal pembangunan infrastruktur. Mengingat daerah terdiri dari pesisir laut, sungai dan daratan yang memiliki banyak potensi sumber daya alam yang luar biasa seperti :
     1. Hutan dan gunung yang juga terdapat berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka
     2. Laut terdapat terumbu karang, berbagai jenis ikan dan dipantai terdapat penyu
     3.`Manggrove sebagai penahan abrasi dan tempat berkembang biaknya berbagai jenis spesies   termasuk bekantan
     4. Sungai terdapat buaya, arwana dan berbagai jenis ikan lainnya 
    
     Dengan maraknya pembangunan yang ada seperti jalan, jembatan, pelabuhan, penimbunan menggunakan tanah/pasir, pembuatan rumah dan  perahu  nelayan tentunya banyak menggunakan bahan dasar dari kayu. Pembukaan tambak dan pembukaan lahan perkebunan secara besar-besaran di hutan HP, Lindung dan TWA oleh masyarakat perlu diantisifasi agar tidak terjadi konflik kedepan.

     Disatu sisi masyarakat sangat bersyukur daerahnya dibangun namun disisi lain juga harus memperhatikan dampak negatifnya seperti hilangnya hutan maupun manggrove  berarti terancam hilangnya berbagai satwa dan tumbuhan langka dan tidak ada tempat resapan air. Penebangan hutan kemudian dibakar serta penjualan hutan kawasan yang dibeli oleh pengusaha puluhan sampai ratusan hektar untuk penanaman sawit tanpa izin kemudian dibentuk koperasi yang mengatas namakan masyarakat untuk mengelabui.
    
     Untuk menjaga lingkungan serta keseimbangan ekosistem yang ada, Lembaga Kalilaek Paloh sangat mendukung adanya pelestarian hutan, satwa dan tumbuhan langka yang ada di Paloh.
     Mencari solusi tentang kawasan-kawasan yang sudah gundul dengan reboisasi dengan tanaman kayu-kayuan maupun buah-buahan, serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang bermukim disekitar hutan.

     Yang perlu diperhatikan juga ancaman hilangnya satwa dan tumbuhan di lokasi APL perlu dicarikan solusinya, pendekatan kemasyarakat dengan sosialisasi harus sering dilakukan. Adanya larangan tentunya harus ada solusi dan perlu adanya kerjasama serta dukungan dari berbagai pihak.

2.  Camat Paloh
     Setiap SKPD yang ada harus melihat langsung keadaan dilapangan sehingga informasi yang didapat lebih akurat dan bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan hutan kawasan seperti TWA menjadi tempat wisata termasuk melindungi satwa-satwa yang ada dipaloh, mereboisasi hutan digunung sebagai penyangga penyerapan air untuk masyarakat mengingat setiap musim panas air yang disalurkan melalui pipa ledeng dari gunung tidak mengalir airnya. Pak camat juga mengingatkan Tentang penjualan lahan yang tidak sesuai aturan kepada kepala desa jangan sembarangan membuatkan surat-menyurat.
    

3.  Dinas Kehutan Bidang Kawasan Kab. Sambas (Sarno)
     Menyikapi tentang jual beli lahan dihutan kawasan, memanfaatkan hasil hutan non kayu seperti getah, rotan, buah-buahan dan  jangan hanya mengharapkan hasil kayunya

4.  Bapedas Kapuas Pontianak (Heru)
     memaparkan Tugas dan Fungsi bapedas
     - Merehabilitasi hutan dan lahan             
     - Hutan Desa
     - Hutan Kemasyarakatan
    - Hutan Tanaman Rakyat
     - Memberikan pelatihan dan alat pengelolaan madu dan lain sebagainya


 5.  DKP Kabupaten Sambas ( Sriawan )
     - Paloh kaya akan keanekaragaman Hayati, Flora dan Fauna
     - Perlu dukungan masyarakat untu segera penetapan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) menyangkut satwa-satwa langka penyu, pesut dan arwana
     - Membuat perencanaan zona peruntukan kawasan, zona pemanfaatan, zona inti untuk melindungi satwa

6.  LH Kabupaten Sambas (Apriadi )
     - Gambaran tupoksi LH yang menkoordinasikan tentang lingkungan hidup
     - Laporan masyarakat di BLH tentang lingkungan
     - Dampak lingkungan akibat pembangunan sesuai kadarnya, kecil, sedang, berat
     - Mohon bantuan WWF untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan lingkungan di pantai peneluran penyu
     - Meninjau kembali dengan adanya PT yang masuk kepaloh dari pekerjaan penebangan, pengangkutan, material dan sebagainya
     - Setiap Perkebunan sawit yang melebihi dari pengelolaan perorangan harus melengkapi dengan izin usaha

7.  WWF Program KALBAR (Drh. Dwi Suprapti)
     - Penurunan Penyu sangat drastis
     - Pantai Desa Sebubus menjadi Hot Spot peneluran penyu
     - Sekarang akses jalan kepantai sangat mudah
     - Harapan menutup jalan kecil menuju kepantai yang sudah ada, mereboisasi hutan vegetasi yang rusak serta mempertanyakan fungsi jalan-jalan kecil/gang yang dibuat kelokasi peneluran penyu sehingga memudahkan perburuan telur penyu
     - Mengajak kawan-kawan mensosialisasikan tentang penyu kemasyarakat sampai kedunia inter nasional
     - Mengadakan join patrol dengan pihak keamanan dan masyarakat 

Inti dari semua ini adalah apapun kegiatan atau program yang akan dilaksanakan tentunya membawa dampak manfaat kepada masyarakat sekitar dengan memberikan pencerahan tentang lingkungan yang ada  dan memanfatkannya dengan konsep hutan lestari.

PEMUDA PEMIMPIN MASA DEPAN



Oleh : Darmawan
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa tentu perlu ditumbuh kembangkan dalam hal patriotisme, dinamika, budaya, prestasi dan semangat profesionalitas dan meningkatkan partisifasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam hal ini Dinas PORABUDPAR Kab. Sambas mengadakan
pendidikan dan pelatihan dasar kepemudaan untuk menciptakan pemimpin yang berkepribadian berkarakter dan berdaya saing  pada (20/3)di sambas, kegiatan ini dibuka oleh Sekda Kab. Sambas yang hadiri siswa-siswi sma/smk, guru pendamping,  mahasiswa dan lembaga kalilaek paloh.

Walaupun pelatihan kepemimpinan ini waktunya sangat singkat namun dilaksanakan dengan penuh semangat ditambah yel-yel pembakar semangat : Pemuda.. Jaya, Olahraga.. Maju, Siapa Kita.. Indonesia, NKRI.. Harga Mati. Inti tujuan dari pembangunan kepemudaaan adalah menciptakan Pemuda yang beriman dan bertakwa; (Karakter) Berakhlak mulia; (Karakter) Demokratis; (Karakter) Bertanggungjawab; (Karakter) Sehat, cerdas, kreatif, inovatif, dan mandiri; (Kapasitas) Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan. (Karakter & Kapasitas) Berjiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan (Karakter & Kapasitas), Berdaya saing; (Daya Saing), Tentang kepemudaan ini diatur dalam UU NO. 40 TAHUN 2009

Selain tanya jawab juga diberi kesempatan untuk menyampaikan program-program tentang kepemudaan, sebagai pemuda daerah perbatasan lembaga kalilaek bersama siswa-siswi sma/smk sambas dalam satu grup memberikan usulan program. Pertama membuat pemetaan tentang permasalahan, potensi, sosial budaya yang ada di tempat masing-masing. Kedua membuat kelompok usaha pemuda produktif dalam membangun dan meningkatkan perekonomian. Ketiga mengajak para mahasiswa yang sudah selesai kulian untuk kembali tempat asal mereka dalam gerakan membangun desa sehingga ilmu yang ada dapat dikembangkan. Keempat membuat program kegiatan nyata berupa percontohan diberbagai bidang, bukan selalu menadahkan tangan. Kelima memberikan pelatihan jurnalisme kampung kepada pemuda untuk mengenalkan daerah masing-masing. Perlu diingat sejarah membuktikan bahwa perjuangan Bangsa Indonesia tak lepas dari pemuda dan ingatlah kata-kata Presiden RI ke-1 SOEKARNO “ beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia.           

OLAHRAGA TRADISIONAL “PERANG TELUR PENYU”

Oleh : Darmaone
Perang telur penyu merupakan jenis olahraga tradisional yang menggunakan otot ringan dan bernuansakan seni, adat istiadat serta ritual keagamaan, Ki Asni warga dusun jeruju desa sebubus kecamatan paloh menuturkan kisah sejarah tentang olah raga ini sudah ada sejak Jaman Sultan M. Syafioedin Maulana yang pada saat itu pantai masih menyatu dan sistem pajak telor sudah ada meliputi dari Tj. Bayung ( jawai) sampai Tj. Dato (Temajuk).

Penguasaan akan penyu ini bermula dari H. Abdullah anak raja bone yang datang kepaloh dan bermukim di Tj. Gelumbung atau pulau tua sampai belanda masuk kesambas dan sistem pajak kemudian dibagi menjadi  dua. Yang membuat ramai daerah ini adalah dengan datangnya para nelayan dari china setiap tahunnya yang berlabuh dipulau kambang dan seterusnya pengelolaan penyu ini diserahkan kepada pak mohctar. 
 
Perang telur ini dimulai antara bulan januari – maret dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada seluruh masyarakat, kegiatan ini dimulai dengan acara ritual didarat bersama masyarakat dengan pembacaan do’a tolak bala oleh tokoh agama dangan menyiapakan berbagai macam kue yang nantinya akan dimakan secara bersama. Khusus dalam acara ini, telor penyu hanya diambil dan dikumpulkan hanya satu malam jadi tidak boleh lebih. Sedangkan acara perang telur dipimpin oleh pemangku adat dengan membagi peserta dengan dua team, satu team darat dan satunya lagi team laut. 
 
Masing-masing team dibekali dengan ketupat yang berisi ampas kelapa dan telor penyu yang dimasukkan kedalam kantong. Setelah kedua team siap pemangku adat memberi aba-aba perang dimulai, yang menyerang pertama adalah team darat dengan pembukaan seranggan menggukan ketupat setelah itu baru menggunakan telor penyu sampai team laut mundur sampai masuk ke laut sebatas leher.
 
Kemudian team laut berunding untuk membalas serangan, ditengah suka cita team darat merasa sudah memukul mundur team laut dan tanpa disadari team darat team laut melakukan serangan balasan sehingga team darat kewalahan dan menyerah dengan mengibarkan bendera putih.

Setelah terjadi kesepakan bersama antara kedua team, maka mereka melempari masyarakat yang hadir dilokasi disinilah terjadi pembauran saling lempar melempar. Dengan menangnya team laut hal ini dimaksudkan sebagai simbol agar penyu-penyu semakin banyak berdatangan dan bertelor di pantai paloh, namun olah raga seni budaya ini sudah tidak lagi dilaksanakan sungguh perlu dicarikan solusinya agar budaya ini dapat hidup kembali tentunya dapat disesuaikan dengan keadaan jaman sekarang.

Tuesday, March 18, 2014

AKSI LEMBAGA KALILAEK PALOH

Oleh : Darmaone
Lembaga Kalilaek paloh kali ini membuat aksi dengan memasang tiga jenis baliho himbauan, satu tentang  hutan, manggrove, satwa, dan tumbuhan langka kedua tentang alat tangkap ikan yang ramah lingkungan ketiga khusus tentang bekantan dan satu ucapan selamat datang di Lokasi Pemantauan dan Penelitian Bekantan.

Pemasangan baliho ini dilakukan dibeberapa titik yaitu diliku, jeruju, setingga, merbau dan cermai, walaupun balihonya kecil-kecil semoga membawa arti dan makna yang besar, hal ini disesuaikan dengan kemampuan kawan-kawan lembaga.

Kami mengajak segenap elemen yang ada untuk bersama menjaga dan melestarikan alam demi anak cucu kita nanti, tidak ada kata terlambat jika ingin memulai sesuatu yang baik.     


Friday, March 7, 2014

PENELITIAN JEJAK SEJARAH BANGUNAN BELANDA

Oleh : Darmaone
Negara Indonesia memilki banyak nilai-nilai sejarah yang masih harus digali dan dikembangkan termasuk kec.Paloh Kab. Sambas Provinsi Kalbar berdasarkan tulisan-tulisan yang  ada membuktikan bahwa adanya peninggalan baik zaman Kerajaan Majapahit maupun VOC yang berada didaerah ini, mengingat paloh merupakan daerah perairan tempat berlabuhnya kapal.

Salah satu yang terlihat  sisa-sisa bangunan yang terletak  di cermai Desa Sebubus, mengingat situs-situs sejarah yang semakin berkurang membuat Mahasiswa Jurusan Adab STAI Sambas melakukan kegiatan Study Tour untuk menyelusuri Jejak Arkeologgi VOC di Sambas yang didampingi oleh Dosen.

Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari mulai (6/3) yang berkerjasama dengan Lembaga Pemantau Bekantan "Kalilalaek Paloh" beserta masyarakat dan aparat keamanan, tentunya dengan melihat kondisi saat ini bangunan yang sudah tinggal  sisa-sisanya saja.

Kedepan perlu adanya penelitian lebih lanjut dan libih akurat tentang berapa lama bangunan ini berdiri dan juga  tempat lainnya,  tentunya perlu adanya dukungan dari Pemerintah dan Pihak terkait dalam hal ini..

Karena ketidaktahuan masyarakat pada awalnya akan pentingnya nilai sejarah akan situs ini  sehingga banyak barang -barang peninggalan yang diambil sampai besi pondasi bangunan juga tak luput jadi incaran. 
Lembaga Kalilaek Paloh yang juga bergerak dibidang Seni dan Budaya berupaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan berupaya untuk mendaftarkan situs ini menjadi Cagar Budaya lewat Dinas PORABUDPAR Kab. Sambas tinggal menunggu hasilnya apakah
layak atau tidak menjadi Cagar Budaya.