Mendengar nama mangrove tentunya sudah
banyak yang mengetahuinya, banyak manfaat dan kegunaanya secara ekologi seperti
menahan abrasi, penahan gelombang, penahan angin, intrusi air asin, tempat
biota laut dan sebagainya. Namun banyak yang masih belum mengetahui manfaat
lainnya seperti buah dan dan daun dari berbagai jenis mangrove dapat diolah
menjadi makanan dan minuman yang dapat menambah penghasilan ekonomi keluarga.
Bagi masyarakat pesisir tentunya pengolahan buah
dan daun mangrove ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat banyak yang belum
memanfaatkan potensi sumber ekonomi berkelanjutan ini, mengingat sumber daya
alam yang ada sangat melimpah di sekitar mereka. Salah satu contoh daerah yang
sudah mulai membuat produk berbahan baku mangrove adalah desa sebubus kecamatan
Paloh kabupaten sambas Provinsi Kalbar, walaupun masih sedikit dan masih
terbatas namun sudah membuat langkah yang baik dalam mengenalkan potensi yang
dapat dimanfaatkan kepada masyarakat luas.
Adapun jenis
mangrove yang sudah di olah adalah ebagai berikut :
1. Buah pidada atau gerambang (sonneratia ovata)
menjadi sirup, dodol, selai kue kering dan selai roti, permen.
2. Buah api-api (Avicenia) menjadi berbagai
olahan pudding, kue kering, selai, jus, sambal goring dan tepung.
3. Buah lindur atau tumok (bruguera gymnorrhiza)
menjadi tepung dan diolah menjadi kue kering, kripik dan berbagai campuran
makanan.
4. Buah nipah atau tembatok (nypa frutican)
menjadi gula, manisan, jus dan tepung untuk berbagai olahan kue.
5. Buah nyirih (xylocarpus granatum) dapat di
buat sabun, lulur ataupun bedak.
6. Daun jeruju (acanthus ilicifolius) menjadi
minum sejenis teh, kripik, dan obat-obatan.
Dalam hal ini masih
banyak peluang-peluang yang dapat dikembangkan lagi terkait pemanfaatan jenis-jenis
mangrove yang belum tersentuh, tentunya diperlukan banyak pelatihan dan
teknologi tepat guna serta penelitian yang diperlukan dalam menunjang kegiatan
pengolahan ini baik sebagai makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan bahkan
pewarna alami.
Buah mangrove termasuk buah musiman yaitu dalam setahun dua kali berbuah, dalam hal ini agar olahan mangrove ini selalu tersedia masyarakat dapat membuat buah-buah ini menjadi tepung agar tahan lama dan dapat setiap saat membuatnya menjadi makanan. Khusus mangrove jenis pidada atau gerambang (sonneratia ovata) buahnya selalu ada, namun untuk jenis ini pohonnya sudah mulai berkurang dikarenakan hidupnya diantara air payau dan air tawar di sekitar pemukiman penduduk sehingga ketika ada pengembangan bangunan rumah pohon ini di tebang.
Namun dalam mengatasi ketersedian buah, saat ini mulai dilakukan pembibitan dan penanaman kembali dilokasi yang cocok dan tepat agar pohon pidada atau gerambang ini dapat tumbuh dan tidak terganggu dengan aktifitas manusia. Untuk proses pengolahan buah ini sangat mudah bahkan buahnya bias langsung dimakan berbeda dengan buah jenis mangrove lain yang harus melalui tahapan pembuangan zat tertentu namun tidak terlalu rumit dengan bahan yang tersedia di kampung proses ini bisa dilakukan.
Dengan adanya manfaat mangrove ini tentunya sangat berdampak positif bagi masyarakat sehingga dapat diproduksi yang ada dapat dijual dan sebagai oleh-oleh pengunjung wisata, sehingga hutan mangrove yang masih berdiri kokoh dan alami dapat terjaga sampai ke anak cucu nanti. Masyarakat sejahtera hutan lestari, hutan lestari masyarakat sejahtera.
Selai Pidada |
Kue Kering Selai Pidada |
Sirup Mangrove dan Buah Nipah |
Sabun Buah Nyirih |
Puding api-api |
Puding Nipah dan Manisan Nipah |
No comments:
Post a Comment