Wednesday, January 25, 2023

Pasir Putih Mulai Jadi Rebutan

Pasir Silika

Bicara potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia tentunya menarik minat para investor untuk datang dalam mengelola industri-industri baru. Tak luput dari pandangan adalah Kecamatan Paloh yang terletak dibagian utara Kabupaten sambas atau di ekor borneo yang berbatasan dengan Sarawak Malaysia. 

Dengan bentang alam yang terdiri dari laut, pantai, sungai, hutan, gunung membuat daerah ini mulai diminati para investor untuk mengembangkan usaha mereka di berbagai bidang, mulai dari Hutan Tanaman Industri (HTI), perkebunan kelapa sawit, wisata, perikanan, pertanian dan sekarang adalah pertambangan.

Paloh terdiri dari beberapa kawasan yaitu Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi (HP), Hutan Lindung (HL), Taman Wisata Alam (TWA), Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD). Khusus di pertambangan yang sedang diminati adalah saat ini pasir silika yang ada di pesisir paloh, dikarenakan posisinya juga tidak terlalu jauh dari laut sehingga memudahkan dalam pengiriman barang keluar dengan waktu yang relatif cepat.

Silika adalah nama yang diberikan kepada sekelompok mineral yang terdiri dari silikon dan oksigen, silika ditemukan umumnya dalam bentuk kristal dan jarang dalam keadaan amorf. Hal ini disebabkan karena silika terdiri dari ikatan satu atom silikon dan dua atom oksigen (SiO2). Komponen utama dari silika berupa mineral pasir kuarsa serta komponen lain yang kemungkinan berada dalam pasir termasuk aluminium, feldspar dan mineral-mineral besi.

Pasir silika adalah kuarsa yang hancur dan rapuh menjadi butiran kecil dan halus akibat erosi, pengikisan oleh air dan udara selama beberapa waktu. Pasir dengan konsentrasi silika sangat tinggi banyak berfungsi dalam industri seperti: pembuatan kaca, pengecoran logam, metalurgi, industri kimia, konstruksi, cat dan coating, keramik dan refraktori, bahan filter (filtrasi) air, menjaga recovery dalam pengeboran minyak dan gas, dan masih banyak lagi kegunaan lainnya.

Bagi masyarakat umun pasir yang ada banyak dijadikan sebagai bahan bangunan rumah, jembatan dan lain-lain, karena tidak mengetahui akan kandungan pasir di tempat mereka. Bagi pelaku industri pasir ini di ayak atau disaring terlebih dahulu menggunakan mesin untuk memisahkan kandungan yang ada. Keberadaan pasir putih ini sekarang mulai dilirik oleh pengusaha untuk datang ke paloh untuk mencari lahan-lahan yang memiliki kandungan silika. Jika industri ini benar-benar terjadi di paloh, bagaimana dampaknya bagi daerah ini kedepan. 

Tuesday, January 17, 2023

Kunjungi Destinasi Wisata Sebubus Paloh Sambas

Sebubus merupakan salah satu desa pesisir di kecamatan paloh kabupaten sambas yang memiliki bentang alam yang terdiri dari laut, pantai, sungai, gunung, hutan mangrove, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dengan beraneka ragam flora dan fauna. Sebubus memiliki banyak titik destinasi bernuansa pantai yang dapat dikunjungi mulai dari pantai Sungai Belacan, Tj. Api, Pantai samudra, mutusan, dan TWA Tj. Belimbing atau masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Selimpai. 

Perlu kita ketahui bahwa pantai di desa sebubus merupakan tempat pendaratan satwa penyu untuk bertelur. Selain dapat melihat keindahan alam di pantai dan laut pengunjung juga dapat melihat penyu bertelur saat musimnya tiba dan dapat melepas tukik atau anak penyu. Sungai mutusan selain tempat keluar masuknya perahu nelayan, tempat berlabuh, sungai ini ditumbuhi pepohonan mangrove di kiri kananya yang merupakan tempat berkembang biaknya kepiting, kepah, tengkuyung dan lain sebagainya, bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan sungai mutusan merupkan tempat mata pencaharian dalam menunjang ekonomi berkelanjutan bagi mereka. Sungai Mutusan juga berdampingan dengan TWA Tj. Belimbing atau selimpai. Tj. Belimbing ini merupakan tempat konservasi penyu yang dikelola oleh BKSDA. 

Dengan vegetasi pohon cemara laut dan mangrove membuat tempat ini menjadi lebih menarik. Destinasi berikutnya adalah Batu Bejamban yang berada di hulu sungai paloh yang dikenal sebagai tempat mistis, banyak dari berbagai suku dan dari daerah lain yang mengunjungi Batu Bejamban ini. Bagi yang hobi memancing ikan, udang, Sungai batu bejamban sangat cocok untuk aktifitas pemancingan bahkan dapat melihat buaya berjemur pada saat air surut. Desa Sebubus dibelah oleh sungai paloh dengan banyak anak sungai sampai ke hulu, dengan menyusuri sungai dengan menggunakan kapal atau perahu motor kita dapat melihat hamparan mangrove yang masih alami di Hutan Desa Sebubus. 

Pekerjaan warga sebubus banyak bergerak di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, perternakan, serta pengolahan. Dan sekarang mulai mengembangkan usaha budi daya lebah kelulut. Dalam menyambut para tamu yang datang, warga masyarakat maupun pengelola destinasi wisata mulai berbenah…baik dalam menyiapkan kuliner khas pesisir, serta home stay sebagai tempat menginap dengan ciri khas masing-masing. Tak kalah menarik tempat untuk di kunjungi adalah ecowisata mangrove sebubus yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. 

Tempat ini terdapat hamparan hutan mangrove yang di huni oleh bekantan, lutung, kepiting biola yang berwarna warni, burung, serta beragam jenis flora dan fauna. Selain sebagai tempat wisata, ecowisata mangrove ini juga dijadikan di kenal sebagai tempat berbagai penelitian. Selain itu warga masyarakat sudah dapat mengolah buah dan daun mangrove menjadi makanan, minuman, sabun dan sebagainya yang dapat menambah penghasilan keluarga. Olahan mangrove dapat juga di jadikan oleh-oleh khas desa sebubus. Tertarik untuk berwisata ke desa sebubus, ayo….datang dan kunjungi… Rindu Sambas salam rimba dan budaya…

Monday, January 9, 2023

Mengolah Mangrove Menjadi Produk Unggulan


Mendengar nama  mangrove tentunya sudah banyak yang mengetahuinya, banyak manfaat dan kegunaanya secara ekologi seperti menahan abrasi, penahan gelombang, penahan angin, intrusi air asin, tempat biota laut dan sebagainya. Namun banyak yang masih belum mengetahui manfaat lainnya seperti buah dan dan daun dari berbagai jenis mangrove dapat diolah menjadi makanan dan minuman yang dapat menambah penghasilan ekonomi keluarga.

Bagi masyarakat pesisir tentunya pengolahan buah dan daun mangrove ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat banyak yang belum memanfaatkan potensi sumber ekonomi berkelanjutan ini, mengingat sumber daya alam yang ada sangat melimpah di sekitar mereka. Salah satu contoh daerah yang sudah mulai membuat produk berbahan baku mangrove adalah desa sebubus kecamatan Paloh kabupaten sambas Provinsi Kalbar, walaupun masih sedikit dan masih terbatas namun sudah membuat langkah yang baik dalam mengenalkan potensi yang dapat dimanfaatkan kepada masyarakat luas.

Adapun jenis mangrove yang sudah di olah adalah ebagai berikut :

1.  Buah pidada atau gerambang (sonneratia ovata) menjadi sirup, dodol, selai kue kering dan selai roti, permen.

2.  Buah api-api (Avicenia) menjadi berbagai olahan pudding, kue kering, selai, jus, sambal goring dan tepung.

3.  Buah lindur atau tumok (bruguera gymnorrhiza) menjadi tepung dan diolah menjadi kue kering, kripik dan berbagai campuran makanan.

4.  Buah nipah atau tembatok (nypa frutican) menjadi gula, manisan, jus dan tepung untuk berbagai olahan kue.

5.  Buah nyirih (xylocarpus granatum) dapat di buat sabun, lulur ataupun bedak.

6.  Daun jeruju (acanthus ilicifolius) menjadi minum sejenis teh, kripik, dan obat-obatan.

 

Dalam hal ini masih banyak peluang-peluang yang dapat dikembangkan lagi terkait pemanfaatan jenis-jenis mangrove yang belum tersentuh, tentunya diperlukan banyak pelatihan dan teknologi tepat guna serta penelitian yang diperlukan dalam menunjang kegiatan pengolahan ini baik sebagai makanan, minuman, kosmetik, obat-obatan bahkan pewarna alami.

 

Buah mangrove  termasuk buah musiman yaitu dalam setahun dua kali berbuah, dalam hal ini agar olahan mangrove ini selalu tersedia masyarakat dapat membuat buah-buah ini menjadi tepung agar tahan lama dan dapat setiap saat membuatnya menjadi makanan. Khusus mangrove jenis pidada atau gerambang (sonneratia ovata) buahnya selalu ada, namun untuk jenis ini pohonnya sudah mulai berkurang dikarenakan hidupnya diantara air payau dan air tawar di sekitar pemukiman penduduk sehingga ketika ada pengembangan bangunan rumah pohon ini di tebang.

Namun dalam mengatasi ketersedian buah, saat ini mulai dilakukan pembibitan dan penanaman kembali dilokasi yang cocok dan tepat agar pohon pidada atau gerambang ini dapat tumbuh dan tidak terganggu dengan aktifitas manusia. Untuk proses pengolahan buah ini sangat mudah bahkan buahnya bias langsung dimakan berbeda dengan buah jenis mangrove lain yang harus melalui tahapan pembuangan zat tertentu namun tidak terlalu rumit dengan bahan yang tersedia di kampung proses ini bisa dilakukan.

Dengan adanya manfaat mangrove ini tentunya sangat berdampak positif bagi masyarakat sehingga dapat diproduksi yang ada dapat dijual dan sebagai oleh-oleh pengunjung wisata, sehingga hutan mangrove yang masih berdiri kokoh dan alami dapat terjaga sampai ke anak cucu nanti. Masyarakat sejahtera hutan lestari, hutan lestari masyarakat sejahtera.

Dodol Pidada


Selai Pidada

Kue Kering Selai Pidada


Sirup Mangrove dan Buah Nipah














Sabun Buah Nyirih


Puding api-api





Puding Nipah dan Manisan Nipah