Dengan terbukanya akses jalan menuju daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia (sarawak) di Kecamatan Paloh Kabupaten sambas, membuat daerah pesisir ini mulai dikenal dengan destinasi wisata alamnya yang indah dan menarik serta wisata buatan. Salah satu yang sering dikunjungi wisatawan adalah Desa Temajuk yang terletak di ekor pulau kalimantan, untuk menuju tempat ini tentunya melewati beberapa desa seperti Desa Sebubus yang berbatasan langsung dengan Temajuk dan juga memiliki batas dengan malaysia.
Sebubus tentunya dalam hal ini juga harus berbenah sehingga bukan hanya jadi desa lintasan, sebubus memiliki pantai yang tak kalah indah dan menariknya seperti temajuk dan menjadi pantai primadona bagi penyu untuk bertelur. Pantai di desa sebubus mulai sungai ubah, sungai belacan, tanjung api, kemuning, kampak, mutusan dan yang sudah terkenal sejak dulu adalah pantai selimpai atau Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing. Selain pantai sebubus juga memiliki DAS Paloh (Daerah Aliran Sungai) yang panjang dan bercabang-cabang serta banyak anak sungai dengan vegetasi hutan mangrove. Hutan mangrove sebubus yang kondisinya masih baik dan bagus dengan berbagai jenis flora maupun fauna endemik kalimantan yaitu bekantan dengan populasi yang mulai meningkat setiap tahunnya.
Untuk mendukung destinasi wisata di desa sebubus, Earthqualizer memfasilitasi kegiatan pelatihan pengembangan desa wisata yang dilaksanakan pada (15-17/10/2020) dengan menghadirkan narasumber dari Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono dan Dewi Sapitri Yok Kita Jelajah Khatulistiwa Tour. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Disparpora Sambas, Camat Paloh, Kades Sebubus, WWF Paloh dengan perwakilan peserta dari berbagai dusun di sebubus melalui Lembaga pengelola Hutan Desa, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial/Kelompok Tani Hutan, Pengelola Home Stay, Pengolah Kuliner, Pengolah Kerajinan Tangan, Genpi Sambas, Pokdarwis Kalilaek dan organisasi Kalilaek yang ikut membantu dalam pelaksanaan kegiatan ini serta diliput oleh JW TV Sambas.
Kegiatan dihari pertama fiel trip melihat pengolahan kuliner berbahan mangrove, budidaya kelulut, susur sungai mutusan dan sungai paloh dengan keindahan hutan mangrove yang alami dan mengenalkan beberapa jenis buah mangrove yang bisa diolah menjadi sirup, dodol, selai, kue kering, kue basah, manisan, keripik, teh, lulur dan juga tepung mangrove. Kemudian dilanjutkan pemantauan bekantan di lokasi ecowisata mangrove yang tidak jauh dari pemukiman penduduk. Setelah tiba di home stay dari fiel trip susur sungai, narasumber mencicipi olahan kuliner mangrove dan mencoba luluran dari buah mangrove.
Dalam pelatihan kali ini beberapa kata sambutan sebagai pembuka di sampaikan oleh Kades, Camat dan Dinas Parpora. Makanan maupun minuman berbahan mangrove disuguhkan dalam kegiatan untuk mengenalkan dan mempromosikan kepada tamu undangan dan peserta bahwa produk yang dihasilkan dari mangrove dapat dijadikan sebagai makanan khas dan oleh-oleh. Narasumber memberikan materi yang sangat menarik tentang pengembangan desa wisata dan branding, tata kelola desa wisata pada era baru dan materi pelatihan manajemen tata kelola destinasi (sop, standard homestay dan pelayanan, budgeting dan pembukuan, kuliner dan lain sebagainya serta Pengemasan Produk Wisata Menjadi Paket Wisata.
Dalam kegiatan ini juga Andi yuwono memberikan buku tentang Desa Wisata kepada : Disparpora, Yok Kita Tour dan kepada perwakilan desa. Pada sesi terakhir peserta dibagi dalam dua kelompok kecil dan diminta untuk membuat rencana paket wisata yang akan ditawarkan yang, dan menyampaikan hasil rencana paket secara bergantian. Dari hasil yang dibuat tentunya banyak saran dan masukan dari narasumber yang sangat berguna dalam pengembangan wisata dan desa sebubus layak untuk dijadikan desa wisata dengan melihat kategori atau syarat-syarat yang sudah mencukupi. Melalui kegiatan ini tentunya sangat memacu semangat untuk terus bergerak membuat terobosan baru dalam mengembangkan potensi desa.
No comments:
Post a Comment