Oleh : Darmawan
Tak terasa musim puncak peneluran
penyu hampir selesai di bulan oktober ini, dengan gelombang laut yang besar
membuat sungai-sungai yang ada di pantai peneluran penyu tadinya terbuka kini
tertutup sehingga memudahkan perjalanan menyusuri pantai.
Kebetulan aku kena
giliran tugas monitoring dan menjadi ketua tim pada saat itu, setelah
melaksanakan aktifitas bersama rekan-rekan kembali ke camp untuk istirahat
sebentar.
Pada saat itu tanggal 29 September 2012 sekitar jam 22.15 Wib
terlihat cahaya motor mendekati tempat kami dan ternyata yang datang adalah tamu
bule bernama Thomas Ulrich dari Negara Swiss yang di damping rekan-rekan dari
WWF.
Pak Thomas ini adalah konsultan pariwisata untuk daerah Singbebas ( Singkawang,
Bengkayang, Sambas ) maksud dan tujuannya adalah untuk melihat dan menggali
potensi pariwisata yang ada di tempatku, baik itu wisata pantai sungai maupun seni
budaya yang bisa kita tawarkan pada tamu dari luar dan tentunya hal ini tidak
begitu mudah dan perlu adanya kerjasama dari pihak pemerintah setempat dalam
mempersiapkan infrastruktur seperti jalan dan jembatan untuk mempermudah akses
menuju tempat wisata. Sambil ngobrol menikmati kopi hangat asli dari paloh yang
rasanya enak kata pak Thomas, namun sayang pada malam itu pak Thomas tidak
berjumpa dengan penyu yang sedang bertelur dikarenakan penyu sudah banyak yang
turun kelaut jadi hanya menggali sarang tukik yang sudah menetas.
No comments:
Post a Comment