Tuesday, March 13, 2012

Kambau Borneo Teruslah Berjuang

Sisa tukik yang masih tertinggal di dalam sarang
Oleh: Darmawan

Seiring dengan perubahan waktu pengelolaan penyu yang ada di Kecamatan Paloh kabupaten Sambas semakin baik, ini terbukti dengan banyaknya tukik-tukik yang dilepas dilaut. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras Kelompok Masyarakat Pengawas ( POKMASWAS ) yang di  beri nama  KAMBAU BORNEO, Kambau dalam bahasa Indonesia Penyu Hijau  berdiri tahun 2011 atas inisiatif masyarakat yang difasilitasi oleh WWF. 

Pentingnya keberadaan POKMASWAS sebagai mitra pemerintah dalam mengawasi dan menjaga Sumber Daya Kelautan Perikanan  ( SDKP ) adalah tertuang dalam UU No.31 Tahun 2004, tentang Perikanan pasal 67 di mana pasal itu menyatakan “ masyarakat dapat diikut sertakan dalam membantu Pengawasan Perikanan”.

Berkerjasama dengan WWF sebagai mitra yang banyak membantu dalam teknis monitoring di lapangan sehingga kinerja POKMASWAS menjadi lebih baik, banyak mendapat pengalaman berharga seperti cara memasang tag atau penanda pada penyu menggunakan GPS, menghitung jumlah tukik dari cangkang telor dan lain-lain. 

Dalam perjalanannya tentulah banyak sekali tantangan yang di hadapi, seperti kebiasaan masyarakat dari dulu yang mengkonsumsi telur dan di jadikan sebagai mata pencarian . Untuk melestarikan penyu ini perlu dukungan dari segala pihak terutama perhatian pemerintah karena hewan langka ini sudah menjadi sorotan dunia jika di kelola dengan baik tidak menutup kemungkinan akan menjadi tempat pariwisata yang dapat mengundang turis-turis asing maupun lokal akan berdatangan.

Jangan biarkan penyu kita pergi untuk selamanya, bagi kawan-kawan POKMASWAS KAMBAU BORNEO jangan menyerah dengan keadaan sekarang yang masih sulit, berakit-rakit kehulu berenang ketepian bersakit-sakit dahulu bersenang kemudian. Teruslah berjuang karena jika keadaan yang susah tidak ada yang mau mengikut menyelamatkan penyu tapi jika keadaan senang semua mau mengikut.                  

No comments:

Post a Comment