Bagi pengunjung yang penasaran maumelihat bekantan ini tentunya dapat menanyakan informasi langsung kepada komunitas kalilaek
yang berkecimpung dalam hal ini agar tidak salah persepsi saatber kunjung kelokasi ini, bekantan tidak serta merta dapat dilihat
di sekitar track ini kecuali putaran makanannya berada disekitar track apalagi jika terdapat banyak
orang pastinya langsung kabur dia dan menjauh.
Hal
ini dikarenakan para bekantan belum terbiasa dengan ramainya, namun tidak menutup kemungkinan suatu saat dapat dilihat dengan mudah seperti
di kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan
yang terdapat bekantan yang sudah maju dalam pengelolaan ecowisata mangrove
dan bekantannya. Beberapa bukti contoh bekantan ini dapat dilihat disekitar track
seperti saat bersama teman-teman Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK),
Pemuda Peduli Lingkungan,
Sekcam Paloh beserta perangkatnya juga melihat keberadaan bekantan ini bahkan saat peresmian
track bersama Staf Ahli yang mewakili Bupati dan WakilBupati, SKPD Sambas,
Muspika Paloh beserta tamu undangan dapat melihat secara langsung satwa endemik ini.
Begitu juga saat mempromosikan ecowisata ini lewat jalur sungai secara
gratis bagi para pengunjung dalam dua hari ini, sudah banyak yang melihat bekantan. Sedikit
info tentang bekantan berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan komunitas kalilaek:
1. Waktu yang baik untuk melihat bekantan adalah pada pagi hari saat mencari makanan atau
sore saat para bekantan ini akan tidur dipohon mangrove pinggiran sungai dengan menggunakan perahu
motor.
2. Makanan bekantan pagi hari adalah pucuk-pucuk daun
mangrove, siang hari berada dibawah pohon makan pucuk-pucukkan seperti pakis maupun tumbuhan merambat beberapa bibi-bijian dan buah-buahan
yang ada dihutan mangrove dan pada sore harinya para bekantan ini makan pucuk daun
mangrove lagi.
3. Pola makan bekantan tergantung pada pucuk-pucuk daun
mangrove, ketika sudah habi spucuk disuatu tempat bekantan ini akan berpindah ketempat
lain untuk mencari pucuk-pucuk baru bahkan dengan menyebrang sungai namun tidak jauh dari lokasi ecowisata.
Bagi yang
sudah terbiasa beradadi hutan mangrove dengan mencium baunya bekantan yang
terbawa angin sudah dapat mengetahui posisi dimana mereka berada, nah untuk mengenal lebih dekatdengan satwa
yang satu ini ada beberapa reverensi yang perlu diketahui seperti :
APA ITU BEKANTAN
Bekantan merupakan satwa endemik ( asli ) Pulau Kalimantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus,
sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey
di beberapa daerah disebut dengan beberapa nama seperti Bangkatan, Neusaap,
Kera Belanda, Pika, Bahara, Bentangan, Raseng, Kahau dan di Sambas
sendiri disebut Kalilaek atau klaek.
CIRI-CIRI BEKANTAN
Bekantan merupakan sejenis kera yang
mempunya iciri khas hidung yang
panjang dan besar dengan rambu tatau bulu berwarna coklat kemerahan dan putih dengan ekor berwarna putih.
Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalislarvatus) hanya dimiliki oleh pejantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas,
namun dengan hidungnya yang
besar tidak mempengaruhi dalam mengunyah makanan hal ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Bekantan betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya.
UKURAN DAN BERAT BADAN
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm
dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat
12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar
(buncit). Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanan buah-buahan,
biji-bijian dan dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.
KEHIDUPAN BEKANTAN
Bekantan (Nasalislarvatus)
hidup secara berkelompok masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan
yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor bahkan lebih.
Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah
One-male group, yaitu satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa,
beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga terdapat kelompok all-male,
yang terdiri dari beberapa bekantan jantan yang menginjak remaja yang
keluar dari kelompok one-male.
Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar
66 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa
(berumur 4-5 tahun).
Bekantan juga dapat
berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau kepulau
lain. Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki
bekantan terdapat selaput. Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik,
sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup. Satwa yang
dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon.
BEKANTAN TERANCAM PUNAH
Keberadaan bekantan
yang hanya bisa hidup dan tergantung pada kawasan hutan mangrove
menyebabkan kelestariannya sangat terancam karena tidak punya pilihan lain untuk melarikan diri saat habitatnya dibuka untuk berbagai aktifitas manusia. Ancaman bagi
habitat
bekantan itu karena terus terjadi pembukaan lahan untuk berbagai aktifitas manusia misalnya pembukaan lahan tambak intensif,
pertanian, perkebunan dan industri di kawasan pesisir serta ada yang
memburu bekantan untuk dimakan. Ancaman serius bagi satwa ini adalah karena habitatnya,
yakni hamparan mangrove adalah kawasan hutan di Indonesia yang paling
cepat musnah karena daerah pesisir dan sungai adalah daerah pertama yang akan dihuni oleh
orang-orang.
“Berbeda dengan primata lain,
bekantan tidak bisa hidup pada kawasan hutan ‘Dipterocarp’ (jenis meranti) yang
luas dan jauh kepedalaman di Kalimantan. Selain itu ada anggapan keliru bahwa bekantan dengan mudah dapat makanan
di hutan mangrove padahal satwa ini hanya memakan daun muda,
buah-buahan dan biji-bijian mentah. Mereka bisa mendapatkan daun di hutan bakau,
tetapi hampir tidak ada buah-buahan dan biji dapat dimakan di hutan
mangrove,”Bekantan harus meninggalkan hutan mangrove
secara teratur untuk mencari makanant ambahan di hutanjenis lain sehingga jika hutan
mangrove terus berkurang maka bekantan akan mati kelaparan.
No comments:
Post a Comment