Di Indonesia banyak bermacam mangrove, namun yang umum ditemukan sebagai mana dipaloh seperti dari suku Rhizophoraceae (Rhiziphora spp; Bruguiera spp;Ceriops spp) dari jenis lain (Avicennia spp; Sonneratia, spp; Xycocarp
spp; Luminitzera spp; Nipah/ Nypa fruticans). Dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-69 kali ini lembaga pemantau bekantan “Kalilaek Paloh yang berdomisili di Desa sebubus dengan salah satu programnya bergerak dibidang lingkungan mengadakan kegiatan menanam bakau 1000 pohon yang difokuskan di Desa Mentibar Kec. Paloh Kab. Sambas pada (27/8). Muazzi selaku Kades Mentibar beserta warganya menyambut baik dan antusias dengan adanya kegiatan ini, mengingat
daerah ini pantainya berlumpur yang setiap tahunnya semakin bertambah namun jenis yang tumbuh hanya api-api jadi perlu adanya pengkayaan dengan jenis yang lain seperti bakau dan tentunya hal ini akan berdampak positif bagi masyarakat dengan manfaat mangrove seperti yang dipaparkan oleh Darmawan (38) selaku koordinator kegiatan dari kalilaek paloh Secara fisik : • Hutan mangrove memiliki kerapatan 4 x lebih besar dibandingkan hutan tropis pada umumnya. • Potensi penyimpanan karbon jauh lebih besar. • Proses fotosistesis mengubah karbon anorganik (CO2) menjadi karbon organik dalam
bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer. Akan tetapi hutan mangrove justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk.• Hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon. • Hutan mangrove menyerap karbon dari atmosfer dan menguncinya didalam tanah selama ratusan hingga ribuan tahun. • Mangrove memiliki potensi ekonomi yang tinggi dalam 1 ha mangrove menyimpan 392.62 ton Carbon. • Penahan abrasi
pantai • Penahan intrusi (peresapan air laut • Penahan angin Secara biologi : - Tempat hidup biota laut - Sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama - Tempat hidup berbagai satwa seperti Bekantan satwa endemik kalimantan Secara sosial ekonomi - Tempat kegiatan wisata alam - Penghasil kayu - Penghasil tannin - Penghasil bahan pangan, obat-obatan, dll - Tempat sumber mata pencaharian masyarakat Terbukti dengan ramainya tamu undangan yang hadir seperti Anggota DPRD Sambas Sehan Arahman, Kadis Kehutanan dan
Perkebunanan Sambas, Kabid Pesisir DKP Sambas, Badan Lingkungan Hidup Sambas, BKSDA Wilayah III Singkawang, Muspika Paloh, Ka. UPT Perikanan Paloh, BAIS, LSM WWF Program Kalbar, LSM P2899, PT. Chakra Khatulistiwa Prima, PT. BANK KALBAR Capem Paloh, PT. BCP, Siswa SMUN 1, SMKN 1, SMPN 1, SMPN 2 beserta guru pendamping, Mahasiswa KKN Kebangsaan dimentibar dan sebubus, kawan-kawan AJFC Sambas, kelompok nelayan dan masyarakat yang turut membantu dalam kegiatan ini dengan penuh semangat menanam bibit bakau ini. Dengan
melihat secara langsung kondisi yang ada pihak instansi terkait punya komitmen yang sama tentang lingkungan dengan menggali dan mengembangkan ekonomi masyarakat pesisir dengan potensi sumber daya alam yang ada, dimulai dengan musrembang tentunya segala usulan akan terus digiring dan diperjuangkan untuk kepentingan masyarakat banyak dan membangun eco wisata dikarenakan paloh memiliki banyak potensi pariwisata yang dapat dikembangkan kedepan . Bagi para sisiwa hal ini sebagai suatu pembelajaran pengenalan terhadap
lingkungan agar cinta dan bersahabat dengan alam dengan harapan kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan dan dikembangkan. Lembaga Kalilaek Paloh selalu berusaha membangun komunikasi dengan prinsip Koordinasi, Integrasi, Singkronisasi (KIS ) dengan semua pihak tentunya bila segala sesuatu yang baik dikerjakan secara bersama-sama akan lebih ringan dan mudah karena sebaik-baik manusia adalah yang berguna dan bermanfaat dimanapun kita berada. Tentunya segala peran serta, dukungan, bantuan yang diberikan semua pihak dalam mensukseskan kegiatan ini adalah sebagai
No comments:
Post a Comment