Thursday, September 15, 2016

Bangun SDM Dengan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Pengembangangan Kawasan Pesisir Tangguh ( PKPT ) 2016 memasuki tahun kedua, kegiatan ini adalah program dari kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) yang dilaksanakan di Sebubus, Nibung dan Malek merupakan Desa pesisir yang ada di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan RPKP yang merupakan dasar pelaksanaan pengembangan wilayah pesisir selama lima ( 5 ) tahun yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas dengan membentuk tim gabungan yaitu Pemkab
Sambas, DKP, PU, Bappeda, BLH, Kehutanan, penyusunan RPKP dilaksanakan secara partisipatif antar desa melalui pendampingan dengan mempertimbangkan antara lain profil desa, hasil Musrembangdes yang tertuang dalam RPJMDes, Rencana Tata Ruang Wilayah serta kebijakan pengelolaan wilayah pesisir lainnya.

Ketangguhan program ini telah terbukti dengan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan seperti : Bina manusia, Bina Usaha, Bina Sumber
Daya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Siaga Bencana dan perubahan Iklim dan Bina Kelembagaan, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membentuk Kelompok Masayarakat Pesisir ( KMP ) yang disesuaikan dengan karekteristik desa masing –masing.

Kegiatan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Pesisir ( Kelembagaan Kelompok ) yang disampaikan oleh Suriawan SST, MT berupa tujuan, struktur,
fungsi tugas, mengembangkan dan membina,kekompakan, suasana, efektifitas dan administrasi kelompok sehingga kedepan masyarakat dapat mengelola kelompoknya dengan lebih baik dan profesional.

Selain itu ada juga pelatihan keterampilan untuk kelompok perempuan dengan bahan baku yang banyak ditemukan disekitar pemukiman masyarakat yang belum termanfaatkan dan kegiatan ini di sampaikan oleh Darmawan seperti membuat dan mengolah hasil buah mangrove menjadi beraneka panganan seperti sirup, dodol, tepung dll menjadi sumber bahan pangan serta membuat keterampilan beraneka ragam hiasan dari kerang yang biasanya limbah kerang ini hanya dibakar untuk dibuat kapur apalagi dengan pantai yang panjang sangat mudah menemukan kerang-kerang ini.

Dengan bertambahnya informasi dan praktek secara langsung tentunya dapat memotifasi masyarakat untuk dapat membuat suatu karya dengan menggunakan apa yang ada disekitar mereka, dalam hal ini kerjasama tim dilapangan seperti pendamping, fasilitator dan pemberdayaan adalah hal yang terpenting sehingga kesuksesan Program PKPT benar-benar dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sehingga dapat terus
berlanjut pada tahun berikutnya dan dapat dicontoh untuk program-program yang lain. Salam tangguh. 




Friday, June 17, 2016

Menyelam Loobster Dapat Meriam

Laut bagi masyarakat pesisir merupakan salah satu sumber mata pencaharian terutama bagi yang berprofesi sebagai nelayan, tidak hanya menggunakan jaring sebagai alat tangkap ada juga yang menyelam untuk menangkap udang kiot alias loobster.   Berawal dari menyelam Anto atau yang lebih akrab dipanggil pak uban ini menemukan dua buah meriam pada (14/6), karena berat dan tidak bisa diangkat akhirnya pak uban menandai lokasi meriam dan pulang untuk memberitahukan kepada warga yang lain.

Kamis (16/6) sekitar jam 13.00 wib warga yang berjumlah 9 orang pergi kelaut menggunakan perahu motor untuk mengangkat meriam yang berjarak lebih kurang 800 M dengan kedalaman 8 M yang  berlokasi di laut Tanjung Kemuning Dusun Ceremai Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Sewaktu mau mengangkat terjadi hal aneh dimana posisi meriam-meriam yang sudah ditandai itu tidak dijumpai mengingat dipaloh masih kental akan hal-hal mistis maka pak uban berkata dalam bahasa sambas jike barang itok memang bise diangkat dan dibawak untuk warge kampak make nampakkanlah, setelah berucap langsung terjun menyelam dan akhirnya ditemukan meriam-meriam tersebut. Sewaktu ditemukan posisi meriam ini satu menghadap ke barat dan satunya lagi menghadap ke utara dan diperkirakan sudah ada sejak  jaman perang kerajaan sambas melawan belanda, perlu satu jam untuk membawa meriam dengan ukuran panjang 1.40 M dan 1.64 M ke kampak itupun dibarengi dengan cuaca hujan panas dan tidak menutup kemungkinan masih banyak barang-barang bersejarah lain didaerah ini mengingat paloh memiliki laut yang berbatasan dengan laut natuna dan laut cina selatan yang menjadi lintasan sejak dulu.

Nedi Zaini sebagai tokoh masyarakat yang juga ikut dalam pengangkatan meriam mengungkapkan barang bersejarah ini akan disimpan dikampak tidak boleh dibawa kemana-mana dan rencana akan dibuatkan tempat untuk menyimpan dan memajang meriam sehingga kedepan dapat dilihat dan dikunjungi orang ramai sekaligus sebagai salah satu daya tarik pariwisata didaerah ini. 



Thursday, March 24, 2016

Harapan Baru Sawah Tadah Hujan

Seiring datangnya musim panas kemilau bulir-bulir padi mulai menguning ini pertanda masa panen sudah tiba, Alhamdulillah kali ini hasil juga memuaskan ketimbang beberapa tahun yang lalu. Sebagai daerah persawahan dengan sistem tadah hujan tentunya tidak mudah dengan dengan kondisi perubahan iklim setiap tahunnya apalagi didaerah pesisir yang berdekatan dengan laut tentunya perlu dilakukan suatu trobosan baru dalam mengelola pertanian. 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas mengadakan demplot paket teknologi
budidaya padi sawah tadah hujan kawasan perbatasan kabupaten sambas yang dilaksanakan di Dusun Jeruju Desa Sebubus Kecamatan Paloh dan hasilnya pada ( 22/3) 2016 dilaksanakan acara panen padi dilokasi demplot menggunakan peralatan teknologi tepat guna yang dihadiri kepala BPTP Kalbar, Kadis Pertanian dan Perternakan Kab. Sambas, BP3 Paloh, Danramil Paloh, Camat Paloh, Kades Sebubus dan malek, Kadus Jeruju, Gapoktan, Poktan Subur 2 juga masyarakat setempat. 
Penanaman benih dimulai pada ( 15/12 ) 2015 oleh kelompok tani subur 2 seluas 1 ha dengan menggunakan bibit impara 3 umur 115 hari dengan jarak tanam jajar legowo 4:1 ( 20x15x40 cm ) dan setiap lubang 5 bibit, dalam sambutannya Djiyanto Kepala BPTP Kalbar memberikan gambaran tentang padi impara 3 yang kenyal dan pulen jadi ketika dimakan bisa tahan lama diperut, selain itu bibit ini cocok dan sesuai dengan kondisi daerah pesisir. 

Pada demplot ini perlakuan yang diberikan seperti pemberian pupuk terdiri dari NPK 300 kg/ha, Urea 100 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan pupuk organic 500 kg/ha ditambah penggunaan kapur 500 kg/ha dan dalam pengendalian hama serta penyakit melalui pendekatan PHT sesuai sasaran OPT sedangkan mengenai gulma dilakukan pengendalian secara terpadu.

Selain acara panen padi rombongan juga berkesempatan melihat kegiatan percetakan sawah baru yang dilaksanakan untuk kec. Paloh sendiri ada didua lokasi yaitu setingga asin dan
mentibar. Tentunya kegiatan ini diharapkan akan terus dilanjutkan dengan meningkatkan hasil dari sawah yang sudah ada dan menata serta mengelola sawah baru yang lebih baik. 

Gencar membina dan mensosialisasikan hal-hal yang baru, mengingat kebiasaan yang ada di masyarakat desa sebubus dan sekitarnya menanam padi 2 kali dalam setahun menggunakan bibit lokal sedangkan jika menggunakan bibit baru seperti impara 3 dapat dilakukan setahun 3 kali hal ini tentunya dapat mendongkrak hasil pertanian masyarakat dan
didukung akan teknologi yang lebih baik. 

Namun yang juga perlu diperhatikan adalah sistem irigasi terkait tadah hujan dimana ketika musim curah hujan tinggi air dapat dibuang namun sebaliknya menghadapi musim panas diperlukan sumber-sumber air untuk mengairi sawah hal ini bisa dalam bentuk embung ataupun sumur bor dan jika memungkinkan pendanaan yang cukup besar dapat menggunakan mesin penyuling air asin menjadi air tawar hal ini memungkinkan karena sumber air laut yang ada sangat melimpah.

Sunday, March 20, 2016

MAU PILIH YANG MANA


Pembangunan pelabuhan penyebrangan ceremai sungai sumpit desa sebubus kecamatan paloh  yang dilaksanakan secara bertahap selama beberapa tahun ini telah selesai dikerjakan pada januari 2016, keberadaan pelabuhan yang sudah lama dinantikan ini dilengkapi dengan ferry sebagai sarana transfortasi penghubung dengan desa perbatasan temajuk. 

Bagi masyarakat pengguna jasa anggkutan air yang menggunakan mobil tentunya mendapat angin segar terutama mengenai tarif yang lebih murah dari biasanya, jika dilihat perkembangan aktifitas keluar masuk kendaraan didaerah ini masih terbilang sedikit terutama mobil. 
Selama ini jasa angkutan air non pemerintah khusus mobil awalnya hanya satu yaitu berupa perahu bangkong yang terbuat dari kayu sebagai perintis dalam melayani jasa penyebrangan namun belakangan ini sudah ada lagi yang baru terbuat dari besi yang menimbulkan pertanyaan terutama perizinan, yang lama saja belum beres apalagi yang baru hal ini dikemukakan dari dinas perhubungan sambas dan jika di tambah milik pemerintah jumlahnya menjadi tiga sehingga timbul pemikiran apakah pertanda daerah ini akan maju. 

Ledi sebagai ketua penyebrangan perintis tentunya juga mempertanyakan tentang hal ini, mengingat keberadaan angkutan yang dikelolanya tentunya sangat menyadari akan keberadaan armada milik pemerintah yang akan beroperasi akan  berpengaruh besar namun terlepas dari itu semua apapun yang terjadi akan mengikuti aturan yang berlaku serta mendukung program pemerintah.  

 hal senada juga disampaikan Rusiadi warga masyarakat menyatakan bahwa penyebrangan dipaloh luar biasa, di sekura saja yang ramai akan aktifitas hanya ada satu ferry. 

Dengan kondisi seperti ini pemerintah serta instansi terkait hendaknya harus segera mengantisifasi agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dilapangan dan mencari solusi jalan terbaik dalam menyikapi terhadap hal ini. 
Ferry Pemerintah

Armada Penyebrangan Baru
Armada Penyebrangan Perintis

Monday, September 21, 2015

Mentari Mulai Menampakkan Sinar Hangatnya

Kabut asap perlahan mulai memudar setelah diguyur hujan dalam dua hari pada minggu lalu, walaupun tidak lebat namun menunjukkan perubahan kondisi cuaca yang ada lebih baik khususnya dipaloh. Matahari tidak lagi berwarna merah sebagai mana sebelumnya seperti lampu kekurangan minyak, sinarnya mulai memancar dan awan juga mulai terlihat.

Namun demikian jika tingkat curah hujan masih kurang dan belum merata tentunya kecerian hari tidak bisa bertahan lama,  khusus di Kecamatan Paloh tingkat kebakaran tidak terlalu parah seperti tahun sebelumnya namun kabut asap yang terjadi sekarang merupakan kiriman dari tempat lain dan tentunya juga berdampak besar bagi daerah ini.

Kondisi kabut asap dari kebakaran banyak membuat dampak lingkungan yang buruk seperti mengganggu jarak pandang, mengganggu aktifas belajar disekolah, menyebabkan penyakit ispa maklum yang dihirup bukan lagi oksigen tapi karbon dioksida, udarapun menjadi
pengap selain itu lautan dan sungai menjadi tidak terlalu jelas terlihat tentunya mempengaruhi hasil tangkap para nelayan.

Menyikapi hal ini yang kerap terjadi setiap tahunnya tentunya semua pihak harus tanggap terhadap bencana dan perubahan iklim dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. Tebentuknya Masyarakat Peduli Api ( MPA ) ditingkat desa sampai dusun merupakan solusi yang baik namun dalam hal ini tentunya pembinaan, pelatihan dan  pembekalan akan penanganan kebakaran  juga perlu ditingkatkan akan tetapi yang paling penting adalah peralatan pemadan kebakarannya dan bukan hanya sekedar dibentuk.

Tentunya diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, instansi terkait pihak swasta dan masyarakat dengan tidak bosan-bosannya menghimbau dan mensosialisasikan tentang menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan yang akan digunakan untuk perkebunan.  Siap siaga dan tanggap akan bencana dan perubahan iklim juga harus menjadi prioritas apalagi paloh merupakan daerah pesisir, tentunya penegakan hukum bagi pelaku pembakaran lahan serta perusak lingkungan harus dilakukan demi kepentingan bersama.

Penyebrangan Perintis Menuju Perbatasan Paloh

Penyebrangan sungai paloh dari sungai sumpit menuju cermai yang berada di Desa Sebubus yang menjadi penghubung dengan daerah perbatasan ke Desa Temajuk sekarang mulai ramai dengan aktifasnya, perahu bangkong begitu masyarakat menyebutnya adalah nama alat transportasi penyebrangan yang digunakan.
Awalnya penyebrangan ini hanya mengangkut sepeda motor dan jumlah tidak begitu banyak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada
diperbatasan saat itu, semenjak perbatasan mulai mencuat kepermukaan dan pembangunan infrastruktur mulai dibangun aktifitas daerah ini perlahan mulai meningkat.

Menyikapi kondisi ini masyarakat cermai mulai merancang perahu bangkong yang lebih besar untuk dapat mengangkut mobil dan alat transportasi yang terbuat dari kayu ini mulai beroperasi pada akhir tahun 2011 dengan mesin tempel 40 pk yang merupakan bantuan dari Pangdam  namun kondisi mesin yang digunakan sering rusak dan jika hal ini terjadi maka transfortasi jadi terganggu untuk mengatasi hal ini Bupati Sambas yang sering berkunjung ketemajuk memberikan bantuan berupa mesin 40 pk melalui Dinas Perhubungan untuk membantu memperlancar transportasi ini mengingat selain masyarakat, pengusaha maupun pejabat menggunakan jasa penyebrangan ini.

Tentunya kondisi perahu bangkong sampai tahun 2015 ini sudah tidak layak untuk digunakan, Ledi MR selaku ketua penyebrangan khusus mobil sekaligus ketua koperasi mandiri cermai bersama anggotanya dengan swadaya mulai membuat perahu baru yang lebih besar dan lebih layak dengan menggunakan 2 buah mesin berbahan bakar solar dengan ukuran 6X162 M sehingga kenyaman, keamanan lebih terjamin serta yang lebih penting tidak terhalang lagi sewaktu air surut ataupun dalam kondisi berangin. Alhamdulillah perahu tersebut sudah selesai dikerjakan dan diresmikan Bupati Sambas pada (10/9) beserta Camat, Kapolsek, Danramil Paloh, Dishub dan masyarakat dalam hal ini juga Ibu Djuliarti Djuhardi Alwi mengingatkan masyarakat
untuk pandai dalam melihat peluang apalagi menyangkut tentang tanah jangan sampai yang masih ada dijual sehingga dengan semakin berkembangnya daerah perbatasan masyarakat dapat mengelola tanahnya untuk kesejahteraan. Tentunya kedepan perahu ini dapat berdampingan dengan program pemerintah yang sedang membangun dermaga yang akan dilengkapi dengan Feri penyebrangan mengingat perahu perintis yang berperasi selama ini juga memiliki andil dalam membantu pembangunan dengan masuk keluarnya barang didaerah ini.

Tuesday, July 14, 2015

PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR TANGGUH

Kawasan pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok yaitu tingginya tingkat kemiskinan masyarakat, tingginya kerusakan sumberdaya pesisir, rendahnya kemandirian organisasi dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal, minim dan rendahnya kualitas dan kesehatan lingkungan pemukiman. Persoalan ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang culup tinggi pada kawasan pesisir. Pada tahun 2012 – 2014 Kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP ), telah melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh ( PDPT ) dan hal ini telah terbukti meningkatkan ketangguhan desa pesisir yang melaksanakan kegiatan, dengan penyesuaian kondisi ini PDPT berakselerasi menjadi Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh ( PKPT ) yang diharapkan mampu member daya dorong bagi kemajuan kawasan pesisir Indonesia. PKPT merupakan Implementasi Pengelolaan Pesisir Terpadu skala kecil dengan lokasi kegiatan di 22 kabupaten atau kota pada kawasan pesisir yang meliputi 3 desa dan terletak pada satu hamparan yang pelaksanaannya dilakukan selama 3 tahun. Kabupaten Sambas merupakan salah satu yang ditunjuk sebagai pelaksana PKPT, adapun yang menjadi sasaran kawasan pesisir diprogram ini adalah Desa Sebubus, Desa Nibung, Desa Malek Kecamatan Paloh. Tujuan dari PKPT ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim, meningkatkan kualitas lingkungan hidup dikawasan pesisir, memfasilitasi kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana prasarana sosial ekonomi dikawasan pesisir, mengembangkan kelembagaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan secara partisifatif oleh masyarakat dengan melibatkan peran serta perempuan. Untuk mewujudkan ketangguhan diperlukan kebijakan berupa pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi masyarakat, adapun fokus kegiatan PKPT ada lima Program yaitu Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Siaga Bencana dan Perubhan Iklim. Keberhasilan kelima program tersebut sangat tergantung peran aktif kelembagaan sehingga penguatan kelembagaan sangat perlu ditingkatkan. Kegiatan PKPT ini tak hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi Perempuan juga ikut serta hal ini adalah srtategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki.Tentunya program-program yang akan dijalankan mengacu pada RKPDES yang ada dan adanya penambahan program yang belum masuk di RKPDES sampai penyusunan RKK dan pelaksanaan kegiatan yang dibantu oleh tim yang sudah dibentuk dengan harapan agar masyarakat desa terkait dapat lebih meningkat dan maju ditahun-tahun berikutnya,salam tangguh.

Sunday, May 24, 2015

KEMBANGKAN POTENSI DESA


Nama Kalimantan tak hanya dikenal sebagai sebuah Pulau yang ada di Indonesia, namun juga menjadi nama suatu desa yaitu desa Kalimantan. 
Desa ini terletak didaerah pesisir Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, dan ternyata daerah ini memiliki potensi yang terserselubung yaitu tanaman kacang hijau. Walaupun tidak masuk kategori program andalan seperti padi atau kedelai, namun
memiliki nilai ekonomi yang layak diperhitungkan. 
Hal ini disampaikan oleh Ardiani Manager PT. Syigenta Indonesia untuk wilayah Kabupaten Sambas dalam acara panen raya Kacang hijau untuk pertama kalinya, bahwa untuk Kalbar tidak ada yang menanam kacang hijau seluas yang ada didesa kalimantan sekitar 95 % lahan yang ada ditanami kacang hijau oleh masyarakat dan lebih kurang 600 Hektar. 
Memberikan penyuluhan mengenai pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kepada masyarakat sangatlah penting, standar biasanya panen kacang hijau  3-4 kali  namun dengan menggunakan pruduk-produk dari Sygenta bisa 6-8 kali panen. Hasil yang didapat 1 Ha rata-rata 1,3 Ton dengan harga ditingkat lokal Rp. 14.000/Kg. 
Hal senada juga disampaikan Uwing selaku kades Kalimantan kenapa masyarakat lebih memilih menanam kacang hijau dibandingkan padi atau kedelai karena selisih hasil yang didapat juga lumayan sekitar 1 Juta  perborong (0.16 Ha). 
Panen raya kacang hijau ini dilaksanakan pada (18/5) yang dihadiri oleh Bupati Sambas beserta steakholder Sambas, TNI, POLRI, Camat Paloh dan Perangkatnya, Penyuluh, KUA Paloh, Kades Sekecamatan Paloh, , Ibu-Ibu PKK, Tokoh Masyarakat dan Kelompok Tani. Bupati Sambas dr. Djuliarti Djuhardi Alwi Mph mengungkapkan dengan panen ini tentunya masyarakat harus mensyukuri Rahmat Allah agar hasil yang didapat lebih baik lagi, dengan meningkatnya penghasilan masyarakat sehingga kedepan tidak ada lagi raskin, gizi buruk dan anak-anak menjadi pintar. 
Selain itu kacang hijau mengandung vitamin b, walupun dimasak berkalili-kali kandungan vitaminnya tidak berkurang dan masyarakat harus cerdas menilai pasar dengan memilih komoditi unggulan untuk desanya masing-masing. Mengingat kecamatan paloh memiliki delapan desa dengan sumberdaya alam yang melimpah dengan karekteriktik yang berbeda-beda jika dikembangkan dengan baik akan menjadi daerah yang maju dikemudian hari, Bupati Sambas dalam kesempatan ini mencanangkan desa Kalimantan menjadi lumbung atau sentra kacang hijau. 
Tentunya untuk meningkatkan efisien waktu dan tenaga dalam memisah kacang hijau dari kulitnya masyarakat meminta bantuan berupa mesin perontok kacang, selain itu melalui pemerintah dan instansi terkait untuk membantu dalam menjaga kestabilan harga pasar.

Cerita Dari Kampung



Setelah menunggu sekitar tiga bulan akhirnya Program Indonesia Bagus episode paloh ditayangkan pada  Minggu (17/5) jam 2 siang di NET TV. 
Pengambilan gambar pada pebruari 2015 di Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas yang berlokasi ditiga Dusun yaitu Setingga (Cermai), Setingga Asin dan Jeruju, tayangan yang mengangkat tentang sumber daya alam, flora dan fauna, keanekaragaman hayati dan ekosistem, budaya maupun aktifitas masyarakat setempat.
Lagi asik menyaksikan tayangan ini waktu dipertengahan tiba-tiba bleb listrik mati sekitar 30 menit baru hidup lagi tayanganpun sudah selesai, walaupun sedikit kecewa tidak bisa menonton sampai akhir namun masyarakat sudah senang daerahnya sudah dikenalkan. 
Listrik juga menjadi suatu sorotan bagi daerah ini yang kerap kali mati, bagi masyarakat yang belum terjangkau jaringan listrik PLN  mereka menggunakan Listrik Tenaga Surya ataupun Genset.   
Untuk menutup rasa kekecewaan tersebut tayangan Indonesia Bagus sekarang juga bisa dilihat maupun didownload lewat yuotube dengan kata kuncinya Indonesia Bagus Kebanggaan dari Sambas.
Dalam mengenalkan suatu daerah apalagi yang berkaitan dengan perbatasan sangat perlu untuk diangkat dan dipublikasikan melalui media, sehingga dapat lebih dikenal dengan segala potensinya tidak hanya cerita patok batas negara saja tentunya hal ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan program-program yang lain kedepan. 
Lewat tayangan ini juga sekaligus untuk mengenalkan para blogger yang ada diperbatasan melalui tulisan kecil mereka dapat menyampaikan informasi tentang kampungnya.

Friday, January 2, 2015

PEMBANGUNAN SARANA PARIWISATA ALAM DI TWA


Kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri atas sumber daya alam hewani, sumber daya alam nabati beserta ekosistemnya ataupun segala keunikan alam dan keindahan alam lainnya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut perlu dikembangkan dan dimanfaatkan bagi sebesar-besar kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga  tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari. Ini merupakan salah satu upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ditempuh melalui penetapan sebagian kawasan hutan dan/atau kawasan perairan menjadi suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam yang salah satu fungsinya adalah sebagai objek dan daya tarik
wisata alam untuk dijadikan pusat pariwisata dan kunjungan wisata alam. Adapun Tujuan Sosialisasi Taman Wisata Alam ini yang dilaksanakan oleh BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang pada (17/12) di Aula DKP Sambas Upaya sistematis dalam rangka penyadartahuan, pemahaman, penyatuan persepsi terkait dengan pengelolaan dan pembangunan sarana pariwisata alam di Taman Wisata Alam yang ada di Kab. Sambas serta untuk mendorong para pihak/steakholder dalam rangka Sinergitas Pengelolaan dan Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan di Luar Kawasan Taman Wisata Alam. Sosialisasi  ini dihadiri oleh SKPD Sambas, Camat Paloh, Sekdes Sebubus, LSM Kalilaek Paloh, WWF, yang  dibuka oleh Kadis Hutbun Sambas Ir. E. Yayan dan penyampaian materi oleh P. Samosir Kepala BKSDA Wil. III serta  Kabit Kawasan Kehutanan Sambas Khazarudin,  adapun TWA yang dipaparkan dengan segala  potensinya adalah  sebagai berikut ; Taman Wisata Alam Gunung Asuansang Luas 4.464 Ha,Taman Wisata,Alam Gunung Dungan Luas 1.142 Ha, Taman Wisata Alam Sungai Liku, Luas 821, Taman Wisata Alam Gunung Melintang Luas 22.171,60 Ha, Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing, Luas 810,30 Ha. Pembangunan nasional di berbagai sektor telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, disamping telah meningkatkan kegiatan masyarakat diberbagai bidang, sehingga menimbulkan perubahan pola kehidupan masyarakat yang menuntut kebutuhan hidup yang semakin beragam. Kedua aspek tersebut ditambah dengan meningkatnya minat kembali ke alam terutama bagi masyarakat perkotaan, menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata alam. Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata  alam, yang memiliki keunikan alam, keindahan alam, dan lain-lain, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata alam disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar obyek dan daya tarik wisata alam tersebut dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan teknologi. Untuk itu, modal masyarakat dan teknologi yang sesuai, perlu diikut sertakan dalam kegiatan pengusahaan pariwisata alam. Pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam memberikan dampak positif dalam menciptakan perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan Negara dan pemasukan devisa. Selain itu pula untuk meningkatkan rasa cinta tanah air dan budaya  bangsa, pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah serta meningkatkan ketahanan nasional.
Penyelenggaraan pengusahaan pariwisata alam dilaksanakan dengan memperhatikan:
  1. konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
  2. kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya;
  3. nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat;
  4. kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup;
  5. kelangsungan pengusahaan pariwisata alam itu sendiri; dan
  6. keamanan dan ketertiban masyarakat.
LANDASAN HUKUM
        1.   Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
        2.  Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata.
        3.  Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor : P.02/IV-SET/2012 tentang Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
PENGERTIAN
        -    Pariwisata Alam adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk usaha pemanfaatan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait dengan wisata alam.
        -    Pengusahaan Pariwisata Alam adalah suatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam berdasarkan rencana pengelolaan.
        -    Usaha Pariwisata Alam adalah keseluruhan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan/pengunjung dalam pelaksanaan kegiatan wisata alam, mencakup usaha obyek dan daya tarik, penyediaan jasa, usaha sarana, serta usaha lain yang terkait dengan wisata alam.
        -    Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
        -    Izin Pengusahaan Pariwisata Alam adalah izin usaha yang diberikan untuk mengusahakan kegiatan pariwisata alam di areal suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
        -    Izin Usaha Penyedian Jasa Wisata Alam yang selanjutnya disebut IUPJWA adalah izin usaha yang diberikan untuk penyediaan jasa wisata alam pada kegiatan pariwisata alam.
        -    Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam yang selanjutnya disebut IUPSWA adalah izin usaha yang diberikan untuk penyediaan fasilitas sarana serta pelayanannya yang diperlukan dalam kegiatan pariwisata alam.
        -    Blok Pemanfaatan adalah bagian dari kawasan taman wisata alam dan taman hutan raya yang dijadikan tempat pariwisata alam dan kunjungan wisata.
        -    Rencana Pengelolaan adalah suatu rencana makro yang bersifat indikatif strategis, kualitatif, dan kuantitatif serta disusun dengan memperhatikan partisipasi, aspirasi, budaya masyarakat, kondisi lingkungan dan rencana pembangunan daerah/wilayah dalam rangka pengelolaan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Dengan sosialisasi dan perencanaan tapak ditahun 2015 yang disampaikan tentunya dapat membuka pengetahuan dan wawasan serta menghilangkan salah persepsi yang berkembang selama ini bahwa TWA yang ada khususnya di kab. Sambas yang tidak bisa dikelola ternyata bisa dan tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1 Milyar Pohon

Pemanasan global bukan merupakan fenomena alam semata, namun merupakan akibat dari aktifitas manusia yang tidak terkendali sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga meningkatnya suhu bumi.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi dampak pemanasan global adalah dengan aksi nyata dengan menanam dan memelihara pohon secara masal serta menjaga pohon yang ada dialam dapat
dilakukan oleh setiap komponen bangsa. Pelaksanakan Penanaman Satu Milyar Pohon dan Bulan Menanam Nasional kali ini dilaksanakan di Kabupaten Sambas pada (16/12) untuk penanaman pohon secara simbolis berlokasi ditaman kota yang tak jauh dari Kantor Bupati Sambas dengan tema “ HUTAN LESTARI MENDUKUNG KEDAULATAN EKONOMI DAN KEMANDIRIAN PANGAN, AIR DAN ENERGI TERBARUKAN “ yang hadir dalam kegiatan ini Sekda
Provinsi Kal-Bar, Waka Polda Kal-Bar, Dandim 1202 Singkawang, Bupati Sambas beserta SKPD serta beberapa bupati dari kab yang ada di Kal-Bar , DPRD Sambas, Kapolres Sambas, Dinas Hutbun dan BLH Prov maupun Kab, BPDAS, BKSDA, Mahasiswa, Pelajar SMP dan SMA, Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan dan LSM.
Diselenggarakannya gerakan penanaman ini dimaksudkan adalah sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan kemamndiriana seluruh komponen bangsa akan pentingnya menanam dan memelihara pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan yang rusak. Hal ini bertujuan untuk menambah lahan tutupan untuk mencegah terjadinya bencana banjir, longsor ,kekeringan, kebakaran , sebagai konservasi satwa, keanekaragaman hayati dan ekosisitem, penyerapan karbon dioksida serta berpartisifasi terhadap kebituhan pangan, energy dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam mensukseskan kegiatan ini perlu adanya langkah-langkah yang diambil dengan mensinergiskan program penanaman pohon secara lintas sektor dengan melibatkan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dengan memberikan penyuluhan penyadartahuan akan pentingnya menanam, memelihara dan menjaga pohon lewat sosialisasi, kampanye, lomba dan pemberian penghargaan sebagai motivasi dalam pelestarian alam. Untuk penghargaan dalam penanaman satu milyar pohon tahun 2014 ini diberikan kepada Desa/Kab yang peduli terhadap penanaman dan pemeliharaan ,Penyuluh Dinas dan Non Dinas , LSM/Kelompok Masyarakat. Untuk di kab. sambas sendiri ada tiga organisasi yang mendapat penghargaan seperti LSM Kalilaek Paloh dibidang merehabilitasi hutan mangrove dan pelestarian bekantan, Mangrove Center Foundation (MCF) Pemangkat dan Kelompok Masyarakat di Salatiga penghijauan dilahan kritis.