Friday, June 17, 2016

Menyelam Loobster Dapat Meriam

Laut bagi masyarakat pesisir merupakan salah satu sumber mata pencaharian terutama bagi yang berprofesi sebagai nelayan, tidak hanya menggunakan jaring sebagai alat tangkap ada juga yang menyelam untuk menangkap udang kiot alias loobster.   Berawal dari menyelam Anto atau yang lebih akrab dipanggil pak uban ini menemukan dua buah meriam pada (14/6), karena berat dan tidak bisa diangkat akhirnya pak uban menandai lokasi meriam dan pulang untuk memberitahukan kepada warga yang lain.

Kamis (16/6) sekitar jam 13.00 wib warga yang berjumlah 9 orang pergi kelaut menggunakan perahu motor untuk mengangkat meriam yang berjarak lebih kurang 800 M dengan kedalaman 8 M yang  berlokasi di laut Tanjung Kemuning Dusun Ceremai Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Sewaktu mau mengangkat terjadi hal aneh dimana posisi meriam-meriam yang sudah ditandai itu tidak dijumpai mengingat dipaloh masih kental akan hal-hal mistis maka pak uban berkata dalam bahasa sambas jike barang itok memang bise diangkat dan dibawak untuk warge kampak make nampakkanlah, setelah berucap langsung terjun menyelam dan akhirnya ditemukan meriam-meriam tersebut. Sewaktu ditemukan posisi meriam ini satu menghadap ke barat dan satunya lagi menghadap ke utara dan diperkirakan sudah ada sejak  jaman perang kerajaan sambas melawan belanda, perlu satu jam untuk membawa meriam dengan ukuran panjang 1.40 M dan 1.64 M ke kampak itupun dibarengi dengan cuaca hujan panas dan tidak menutup kemungkinan masih banyak barang-barang bersejarah lain didaerah ini mengingat paloh memiliki laut yang berbatasan dengan laut natuna dan laut cina selatan yang menjadi lintasan sejak dulu.

Nedi Zaini sebagai tokoh masyarakat yang juga ikut dalam pengangkatan meriam mengungkapkan barang bersejarah ini akan disimpan dikampak tidak boleh dibawa kemana-mana dan rencana akan dibuatkan tempat untuk menyimpan dan memajang meriam sehingga kedepan dapat dilihat dan dikunjungi orang ramai sekaligus sebagai salah satu daya tarik pariwisata didaerah ini. 



Thursday, March 24, 2016

Harapan Baru Sawah Tadah Hujan

Seiring datangnya musim panas kemilau bulir-bulir padi mulai menguning ini pertanda masa panen sudah tiba, Alhamdulillah kali ini hasil juga memuaskan ketimbang beberapa tahun yang lalu. Sebagai daerah persawahan dengan sistem tadah hujan tentunya tidak mudah dengan dengan kondisi perubahan iklim setiap tahunnya apalagi didaerah pesisir yang berdekatan dengan laut tentunya perlu dilakukan suatu trobosan baru dalam mengelola pertanian. 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas mengadakan demplot paket teknologi
budidaya padi sawah tadah hujan kawasan perbatasan kabupaten sambas yang dilaksanakan di Dusun Jeruju Desa Sebubus Kecamatan Paloh dan hasilnya pada ( 22/3) 2016 dilaksanakan acara panen padi dilokasi demplot menggunakan peralatan teknologi tepat guna yang dihadiri kepala BPTP Kalbar, Kadis Pertanian dan Perternakan Kab. Sambas, BP3 Paloh, Danramil Paloh, Camat Paloh, Kades Sebubus dan malek, Kadus Jeruju, Gapoktan, Poktan Subur 2 juga masyarakat setempat. 
Penanaman benih dimulai pada ( 15/12 ) 2015 oleh kelompok tani subur 2 seluas 1 ha dengan menggunakan bibit impara 3 umur 115 hari dengan jarak tanam jajar legowo 4:1 ( 20x15x40 cm ) dan setiap lubang 5 bibit, dalam sambutannya Djiyanto Kepala BPTP Kalbar memberikan gambaran tentang padi impara 3 yang kenyal dan pulen jadi ketika dimakan bisa tahan lama diperut, selain itu bibit ini cocok dan sesuai dengan kondisi daerah pesisir. 

Pada demplot ini perlakuan yang diberikan seperti pemberian pupuk terdiri dari NPK 300 kg/ha, Urea 100 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan pupuk organic 500 kg/ha ditambah penggunaan kapur 500 kg/ha dan dalam pengendalian hama serta penyakit melalui pendekatan PHT sesuai sasaran OPT sedangkan mengenai gulma dilakukan pengendalian secara terpadu.

Selain acara panen padi rombongan juga berkesempatan melihat kegiatan percetakan sawah baru yang dilaksanakan untuk kec. Paloh sendiri ada didua lokasi yaitu setingga asin dan
mentibar. Tentunya kegiatan ini diharapkan akan terus dilanjutkan dengan meningkatkan hasil dari sawah yang sudah ada dan menata serta mengelola sawah baru yang lebih baik. 

Gencar membina dan mensosialisasikan hal-hal yang baru, mengingat kebiasaan yang ada di masyarakat desa sebubus dan sekitarnya menanam padi 2 kali dalam setahun menggunakan bibit lokal sedangkan jika menggunakan bibit baru seperti impara 3 dapat dilakukan setahun 3 kali hal ini tentunya dapat mendongkrak hasil pertanian masyarakat dan
didukung akan teknologi yang lebih baik. 

Namun yang juga perlu diperhatikan adalah sistem irigasi terkait tadah hujan dimana ketika musim curah hujan tinggi air dapat dibuang namun sebaliknya menghadapi musim panas diperlukan sumber-sumber air untuk mengairi sawah hal ini bisa dalam bentuk embung ataupun sumur bor dan jika memungkinkan pendanaan yang cukup besar dapat menggunakan mesin penyuling air asin menjadi air tawar hal ini memungkinkan karena sumber air laut yang ada sangat melimpah.

Sunday, March 20, 2016

MAU PILIH YANG MANA


Pembangunan pelabuhan penyebrangan ceremai sungai sumpit desa sebubus kecamatan paloh  yang dilaksanakan secara bertahap selama beberapa tahun ini telah selesai dikerjakan pada januari 2016, keberadaan pelabuhan yang sudah lama dinantikan ini dilengkapi dengan ferry sebagai sarana transfortasi penghubung dengan desa perbatasan temajuk. 

Bagi masyarakat pengguna jasa anggkutan air yang menggunakan mobil tentunya mendapat angin segar terutama mengenai tarif yang lebih murah dari biasanya, jika dilihat perkembangan aktifitas keluar masuk kendaraan didaerah ini masih terbilang sedikit terutama mobil. 
Selama ini jasa angkutan air non pemerintah khusus mobil awalnya hanya satu yaitu berupa perahu bangkong yang terbuat dari kayu sebagai perintis dalam melayani jasa penyebrangan namun belakangan ini sudah ada lagi yang baru terbuat dari besi yang menimbulkan pertanyaan terutama perizinan, yang lama saja belum beres apalagi yang baru hal ini dikemukakan dari dinas perhubungan sambas dan jika di tambah milik pemerintah jumlahnya menjadi tiga sehingga timbul pemikiran apakah pertanda daerah ini akan maju. 

Ledi sebagai ketua penyebrangan perintis tentunya juga mempertanyakan tentang hal ini, mengingat keberadaan angkutan yang dikelolanya tentunya sangat menyadari akan keberadaan armada milik pemerintah yang akan beroperasi akan  berpengaruh besar namun terlepas dari itu semua apapun yang terjadi akan mengikuti aturan yang berlaku serta mendukung program pemerintah.  

 hal senada juga disampaikan Rusiadi warga masyarakat menyatakan bahwa penyebrangan dipaloh luar biasa, di sekura saja yang ramai akan aktifitas hanya ada satu ferry. 

Dengan kondisi seperti ini pemerintah serta instansi terkait hendaknya harus segera mengantisifasi agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dilapangan dan mencari solusi jalan terbaik dalam menyikapi terhadap hal ini. 
Ferry Pemerintah

Armada Penyebrangan Baru
Armada Penyebrangan Perintis

Monday, September 21, 2015

Mentari Mulai Menampakkan Sinar Hangatnya

Kabut asap perlahan mulai memudar setelah diguyur hujan dalam dua hari pada minggu lalu, walaupun tidak lebat namun menunjukkan perubahan kondisi cuaca yang ada lebih baik khususnya dipaloh. Matahari tidak lagi berwarna merah sebagai mana sebelumnya seperti lampu kekurangan minyak, sinarnya mulai memancar dan awan juga mulai terlihat.

Namun demikian jika tingkat curah hujan masih kurang dan belum merata tentunya kecerian hari tidak bisa bertahan lama,  khusus di Kecamatan Paloh tingkat kebakaran tidak terlalu parah seperti tahun sebelumnya namun kabut asap yang terjadi sekarang merupakan kiriman dari tempat lain dan tentunya juga berdampak besar bagi daerah ini.

Kondisi kabut asap dari kebakaran banyak membuat dampak lingkungan yang buruk seperti mengganggu jarak pandang, mengganggu aktifas belajar disekolah, menyebabkan penyakit ispa maklum yang dihirup bukan lagi oksigen tapi karbon dioksida, udarapun menjadi
pengap selain itu lautan dan sungai menjadi tidak terlalu jelas terlihat tentunya mempengaruhi hasil tangkap para nelayan.

Menyikapi hal ini yang kerap terjadi setiap tahunnya tentunya semua pihak harus tanggap terhadap bencana dan perubahan iklim dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. Tebentuknya Masyarakat Peduli Api ( MPA ) ditingkat desa sampai dusun merupakan solusi yang baik namun dalam hal ini tentunya pembinaan, pelatihan dan  pembekalan akan penanganan kebakaran  juga perlu ditingkatkan akan tetapi yang paling penting adalah peralatan pemadan kebakarannya dan bukan hanya sekedar dibentuk.

Tentunya diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, instansi terkait pihak swasta dan masyarakat dengan tidak bosan-bosannya menghimbau dan mensosialisasikan tentang menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan yang akan digunakan untuk perkebunan.  Siap siaga dan tanggap akan bencana dan perubahan iklim juga harus menjadi prioritas apalagi paloh merupakan daerah pesisir, tentunya penegakan hukum bagi pelaku pembakaran lahan serta perusak lingkungan harus dilakukan demi kepentingan bersama.

Penyebrangan Perintis Menuju Perbatasan Paloh

Penyebrangan sungai paloh dari sungai sumpit menuju cermai yang berada di Desa Sebubus yang menjadi penghubung dengan daerah perbatasan ke Desa Temajuk sekarang mulai ramai dengan aktifasnya, perahu bangkong begitu masyarakat menyebutnya adalah nama alat transportasi penyebrangan yang digunakan.
Awalnya penyebrangan ini hanya mengangkut sepeda motor dan jumlah tidak begitu banyak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada
diperbatasan saat itu, semenjak perbatasan mulai mencuat kepermukaan dan pembangunan infrastruktur mulai dibangun aktifitas daerah ini perlahan mulai meningkat.

Menyikapi kondisi ini masyarakat cermai mulai merancang perahu bangkong yang lebih besar untuk dapat mengangkut mobil dan alat transportasi yang terbuat dari kayu ini mulai beroperasi pada akhir tahun 2011 dengan mesin tempel 40 pk yang merupakan bantuan dari Pangdam  namun kondisi mesin yang digunakan sering rusak dan jika hal ini terjadi maka transfortasi jadi terganggu untuk mengatasi hal ini Bupati Sambas yang sering berkunjung ketemajuk memberikan bantuan berupa mesin 40 pk melalui Dinas Perhubungan untuk membantu memperlancar transportasi ini mengingat selain masyarakat, pengusaha maupun pejabat menggunakan jasa penyebrangan ini.

Tentunya kondisi perahu bangkong sampai tahun 2015 ini sudah tidak layak untuk digunakan, Ledi MR selaku ketua penyebrangan khusus mobil sekaligus ketua koperasi mandiri cermai bersama anggotanya dengan swadaya mulai membuat perahu baru yang lebih besar dan lebih layak dengan menggunakan 2 buah mesin berbahan bakar solar dengan ukuran 6X162 M sehingga kenyaman, keamanan lebih terjamin serta yang lebih penting tidak terhalang lagi sewaktu air surut ataupun dalam kondisi berangin. Alhamdulillah perahu tersebut sudah selesai dikerjakan dan diresmikan Bupati Sambas pada (10/9) beserta Camat, Kapolsek, Danramil Paloh, Dishub dan masyarakat dalam hal ini juga Ibu Djuliarti Djuhardi Alwi mengingatkan masyarakat
untuk pandai dalam melihat peluang apalagi menyangkut tentang tanah jangan sampai yang masih ada dijual sehingga dengan semakin berkembangnya daerah perbatasan masyarakat dapat mengelola tanahnya untuk kesejahteraan. Tentunya kedepan perahu ini dapat berdampingan dengan program pemerintah yang sedang membangun dermaga yang akan dilengkapi dengan Feri penyebrangan mengingat perahu perintis yang berperasi selama ini juga memiliki andil dalam membantu pembangunan dengan masuk keluarnya barang didaerah ini.

Tuesday, July 14, 2015

PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR TANGGUH

Kawasan pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok yaitu tingginya tingkat kemiskinan masyarakat, tingginya kerusakan sumberdaya pesisir, rendahnya kemandirian organisasi dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal, minim dan rendahnya kualitas dan kesehatan lingkungan pemukiman. Persoalan ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang culup tinggi pada kawasan pesisir. Pada tahun 2012 – 2014 Kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP ), telah melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh ( PDPT ) dan hal ini telah terbukti meningkatkan ketangguhan desa pesisir yang melaksanakan kegiatan, dengan penyesuaian kondisi ini PDPT berakselerasi menjadi Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh ( PKPT ) yang diharapkan mampu member daya dorong bagi kemajuan kawasan pesisir Indonesia. PKPT merupakan Implementasi Pengelolaan Pesisir Terpadu skala kecil dengan lokasi kegiatan di 22 kabupaten atau kota pada kawasan pesisir yang meliputi 3 desa dan terletak pada satu hamparan yang pelaksanaannya dilakukan selama 3 tahun. Kabupaten Sambas merupakan salah satu yang ditunjuk sebagai pelaksana PKPT, adapun yang menjadi sasaran kawasan pesisir diprogram ini adalah Desa Sebubus, Desa Nibung, Desa Malek Kecamatan Paloh. Tujuan dari PKPT ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan perubahan iklim, meningkatkan kualitas lingkungan hidup dikawasan pesisir, memfasilitasi kegiatan pembangunan dan pengembangan sarana prasarana sosial ekonomi dikawasan pesisir, mengembangkan kelembagaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan secara partisifatif oleh masyarakat dengan melibatkan peran serta perempuan. Untuk mewujudkan ketangguhan diperlukan kebijakan berupa pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi masyarakat, adapun fokus kegiatan PKPT ada lima Program yaitu Bina Manusia, Bina Usaha, Bina Sumberdaya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Siaga Bencana dan Perubhan Iklim. Keberhasilan kelima program tersebut sangat tergantung peran aktif kelembagaan sehingga penguatan kelembagaan sangat perlu ditingkatkan. Kegiatan PKPT ini tak hanya dilakukan oleh laki-laki tetapi Perempuan juga ikut serta hal ini adalah srtategi pembangunan yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki.Tentunya program-program yang akan dijalankan mengacu pada RKPDES yang ada dan adanya penambahan program yang belum masuk di RKPDES sampai penyusunan RKK dan pelaksanaan kegiatan yang dibantu oleh tim yang sudah dibentuk dengan harapan agar masyarakat desa terkait dapat lebih meningkat dan maju ditahun-tahun berikutnya,salam tangguh.

Sunday, May 24, 2015

KEMBANGKAN POTENSI DESA


Nama Kalimantan tak hanya dikenal sebagai sebuah Pulau yang ada di Indonesia, namun juga menjadi nama suatu desa yaitu desa Kalimantan. 
Desa ini terletak didaerah pesisir Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, dan ternyata daerah ini memiliki potensi yang terserselubung yaitu tanaman kacang hijau. Walaupun tidak masuk kategori program andalan seperti padi atau kedelai, namun
memiliki nilai ekonomi yang layak diperhitungkan. 
Hal ini disampaikan oleh Ardiani Manager PT. Syigenta Indonesia untuk wilayah Kabupaten Sambas dalam acara panen raya Kacang hijau untuk pertama kalinya, bahwa untuk Kalbar tidak ada yang menanam kacang hijau seluas yang ada didesa kalimantan sekitar 95 % lahan yang ada ditanami kacang hijau oleh masyarakat dan lebih kurang 600 Hektar. 
Memberikan penyuluhan mengenai pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kepada masyarakat sangatlah penting, standar biasanya panen kacang hijau  3-4 kali  namun dengan menggunakan pruduk-produk dari Sygenta bisa 6-8 kali panen. Hasil yang didapat 1 Ha rata-rata 1,3 Ton dengan harga ditingkat lokal Rp. 14.000/Kg. 
Hal senada juga disampaikan Uwing selaku kades Kalimantan kenapa masyarakat lebih memilih menanam kacang hijau dibandingkan padi atau kedelai karena selisih hasil yang didapat juga lumayan sekitar 1 Juta  perborong (0.16 Ha). 
Panen raya kacang hijau ini dilaksanakan pada (18/5) yang dihadiri oleh Bupati Sambas beserta steakholder Sambas, TNI, POLRI, Camat Paloh dan Perangkatnya, Penyuluh, KUA Paloh, Kades Sekecamatan Paloh, , Ibu-Ibu PKK, Tokoh Masyarakat dan Kelompok Tani. Bupati Sambas dr. Djuliarti Djuhardi Alwi Mph mengungkapkan dengan panen ini tentunya masyarakat harus mensyukuri Rahmat Allah agar hasil yang didapat lebih baik lagi, dengan meningkatnya penghasilan masyarakat sehingga kedepan tidak ada lagi raskin, gizi buruk dan anak-anak menjadi pintar. 
Selain itu kacang hijau mengandung vitamin b, walupun dimasak berkalili-kali kandungan vitaminnya tidak berkurang dan masyarakat harus cerdas menilai pasar dengan memilih komoditi unggulan untuk desanya masing-masing. Mengingat kecamatan paloh memiliki delapan desa dengan sumberdaya alam yang melimpah dengan karekteriktik yang berbeda-beda jika dikembangkan dengan baik akan menjadi daerah yang maju dikemudian hari, Bupati Sambas dalam kesempatan ini mencanangkan desa Kalimantan menjadi lumbung atau sentra kacang hijau. 
Tentunya untuk meningkatkan efisien waktu dan tenaga dalam memisah kacang hijau dari kulitnya masyarakat meminta bantuan berupa mesin perontok kacang, selain itu melalui pemerintah dan instansi terkait untuk membantu dalam menjaga kestabilan harga pasar.

Cerita Dari Kampung



Setelah menunggu sekitar tiga bulan akhirnya Program Indonesia Bagus episode paloh ditayangkan pada  Minggu (17/5) jam 2 siang di NET TV. 
Pengambilan gambar pada pebruari 2015 di Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas yang berlokasi ditiga Dusun yaitu Setingga (Cermai), Setingga Asin dan Jeruju, tayangan yang mengangkat tentang sumber daya alam, flora dan fauna, keanekaragaman hayati dan ekosistem, budaya maupun aktifitas masyarakat setempat.
Lagi asik menyaksikan tayangan ini waktu dipertengahan tiba-tiba bleb listrik mati sekitar 30 menit baru hidup lagi tayanganpun sudah selesai, walaupun sedikit kecewa tidak bisa menonton sampai akhir namun masyarakat sudah senang daerahnya sudah dikenalkan. 
Listrik juga menjadi suatu sorotan bagi daerah ini yang kerap kali mati, bagi masyarakat yang belum terjangkau jaringan listrik PLN  mereka menggunakan Listrik Tenaga Surya ataupun Genset.   
Untuk menutup rasa kekecewaan tersebut tayangan Indonesia Bagus sekarang juga bisa dilihat maupun didownload lewat yuotube dengan kata kuncinya Indonesia Bagus Kebanggaan dari Sambas.
Dalam mengenalkan suatu daerah apalagi yang berkaitan dengan perbatasan sangat perlu untuk diangkat dan dipublikasikan melalui media, sehingga dapat lebih dikenal dengan segala potensinya tidak hanya cerita patok batas negara saja tentunya hal ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan program-program yang lain kedepan. 
Lewat tayangan ini juga sekaligus untuk mengenalkan para blogger yang ada diperbatasan melalui tulisan kecil mereka dapat menyampaikan informasi tentang kampungnya.