Sabtu sore didepan posko tur dakwah dan bakti sosial IAIS Sultan M. Tsjafioedin Sambas yang berdekatan dengan pesantren Akhlakul Karimah Musliadi .B sedang melihat peserta mempersiapkan acara perpisahan pada malam minggu dengan masyarakat Dusun Setingga Asin Desa Sebubus, mentor 22 tahun ini sudah menyelesaikan tugasnya selama lima hari.
Beragam aktifitas sudah dilaksanakan oleh para
peserta walaupun dalam waktu yang singkat perasaan senang terpancar dari raut
wajah mereka
mereka apalagi dengan disambut dengan baik dan ramah oleh masyarakat setempat, kegiatan dakwah yang dilakukan tidak hanya di masjid ataupun sekolah tapi juga dapat dilakukan di alam terbuka.
mereka apalagi dengan disambut dengan baik dan ramah oleh masyarakat setempat, kegiatan dakwah yang dilakukan tidak hanya di masjid ataupun sekolah tapi juga dapat dilakukan di alam terbuka.
Pendidikan tentang alam dan lingkungan juga sangat
penting karena berpengaruh sangat besar bagi kehidupan manusia sebagaimana
dalam Al-Quran Surah AR-Rum ayat 41 yang artinya: telah tampak kerusakan
didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (kejalan yang benar).
Lokasi hutan mangrove yang berdekatan dengan posko dijadikan sarana tempat pembelajaran bagi mereka pada jum’at pagi (10/2), kegiatan lapangan ini dipandu oleh Ramli selaku Kepala Dusun Setingga Asin sekaligus anggota komunitas Kalilaek & Green Leaf bersama Jumianto, U.Mulyadi dan Dani.
Sebelum kegiatan dimulai Darmawan ketua komunitas
lingkungan setempat memberikan penjelasan dan gambaran tentang mangrove,
dikarenakan banyak yang belum mengetahui apa itu mangrove, fungsi serta
manfaatnya ditambah tentang satwa endemik bekantan dan lain sebagainya.
Peserta yang ikut juga ada dariposko DusunSebuluh
yang kemudian dibagi empat kelompok, ada yang menanam bibit bakau, membersihkan
sampah, mengecat dan memasang banner himbauan tentang lingkungan.Terdengar
suara kecerian dan kegembiraan saat mereka berlumpur di hutan mangrove karena
baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini merasakan sensasi alam dan
sambil mencar tengkuyung yang biasanya didapat dari pasar dan itupun harganya
juga mahal sekarang dapat mencarinya secara langsung celoteh mereka.
Harapan mereka kegiatan yang menarik seperti ini
dapat terusdi lanjutkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
lingkungan agar lebih memahami dan mencinta alam yang ada, begitu juga tentang
lokasi ecowisata mangrove agar jalur lintasannya dapat diperpanjang dan
fasilitasnya ditambah agar lebih menarik dan pengunjung lebih betah berada
dilokasi ini.
Yang pasti menjaga kelestarian alam dilaut dan didarat adalah tugas bersama, jika alam hancur
dan rusak maka dampaknya kita juga yang merasakan karena sudah banyak contoh yang harus diambil hikmahnya. Mari jaga dan lestarikan untuk masa depan yang lebih baik untuk warisan anak cucu nanti.