Seiring datangnya musim panas kemilau bulir-bulir padi mulai menguning ini pertanda masa panen sudah tiba, Alhamdulillah kali ini hasil juga memuaskan ketimbang beberapa tahun yang lalu. Sebagai daerah persawahan dengan sistem tadah hujan tentunya tidak mudah dengan dengan kondisi perubahan iklim setiap tahunnya apalagi didaerah pesisir yang berdekatan dengan laut tentunya perlu dilakukan suatu trobosan baru dalam mengelola pertanian.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas mengadakan demplot paket teknologi
budidaya padi sawah tadah hujan kawasan perbatasan kabupaten sambas yang dilaksanakan di Dusun Jeruju Desa Sebubus Kecamatan Paloh dan hasilnya pada ( 22/3) 2016 dilaksanakan acara panen padi dilokasi demplot menggunakan peralatan teknologi tepat guna yang dihadiri kepala BPTP Kalbar, Kadis Pertanian dan Perternakan Kab. Sambas, BP3 Paloh, Danramil Paloh, Camat Paloh, Kades Sebubus dan malek, Kadus Jeruju, Gapoktan, Poktan Subur 2 juga masyarakat setempat.
Penanaman benih dimulai pada ( 15/12 ) 2015 oleh kelompok tani subur 2 seluas 1 ha dengan menggunakan bibit impara 3 umur 115 hari dengan jarak tanam jajar legowo 4:1 ( 20x15x40 cm ) dan setiap lubang 5 bibit, dalam sambutannya Djiyanto Kepala BPTP Kalbar memberikan gambaran tentang padi impara 3 yang kenyal dan pulen jadi ketika dimakan bisa tahan lama diperut, selain itu bibit ini cocok dan sesuai dengan kondisi daerah pesisir.
Pada demplot ini perlakuan yang diberikan seperti pemberian pupuk terdiri dari NPK 300 kg/ha, Urea 100 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan pupuk organic 500 kg/ha ditambah penggunaan kapur 500 kg/ha dan dalam pengendalian hama serta penyakit melalui pendekatan PHT sesuai sasaran OPT sedangkan mengenai gulma dilakukan pengendalian secara terpadu.
Selain acara panen padi rombongan juga berkesempatan melihat kegiatan percetakan sawah baru yang dilaksanakan untuk kec. Paloh sendiri ada didua lokasi yaitu setingga asin dan
mentibar. Tentunya kegiatan ini diharapkan akan terus dilanjutkan dengan meningkatkan hasil dari sawah yang sudah ada dan menata serta mengelola sawah baru yang lebih baik.
Gencar membina dan mensosialisasikan hal-hal yang baru, mengingat kebiasaan yang ada di masyarakat desa sebubus dan sekitarnya menanam padi 2 kali dalam setahun menggunakan bibit lokal sedangkan jika menggunakan bibit baru seperti impara 3 dapat dilakukan setahun 3 kali hal ini tentunya dapat mendongkrak hasil pertanian masyarakat dan
Namun yang juga perlu diperhatikan adalah sistem irigasi terkait tadah hujan dimana ketika musim curah hujan tinggi air dapat dibuang namun sebaliknya menghadapi musim panas diperlukan sumber-sumber air untuk mengairi sawah hal ini bisa dalam bentuk embung ataupun sumur bor dan jika memungkinkan pendanaan yang cukup besar dapat menggunakan mesin penyuling air asin menjadi air tawar hal ini memungkinkan karena sumber air laut yang ada sangat melimpah.