Kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri atas
sumber daya alam hewani, sumber daya alam nabati beserta ekosistemnya ataupun segala
keunikan alam dan keindahan alam lainnya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya tersebut perlu dikembangkan dan
dimanfaatkan bagi sebesar-besar kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga
tercapai keseimbangan antara perlindungan,
pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari. Ini merupakan salah satu
upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ditempuh melalui
penetapan sebagian kawasan hutan dan/atau kawasan perairan menjadi suaka
margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan
taman wisata alam yang salah satu fungsinya adalah sebagai objek dan daya
tarik
wisata alam untuk dijadikan pusat pariwisata dan kunjungan wisata alam. Adapun Tujuan
Sosialisasi Taman Wisata Alam ini yang dilaksanakan oleh BKSDA Seksi Wilayah
III Singkawang pada (17/12) di Aula DKP Sambas Upaya sistematis dalam rangka penyadartahuan,
pemahaman, penyatuan persepsi terkait dengan pengelolaan dan pembangunan sarana
pariwisata alam di Taman Wisata Alam yang ada di Kab. Sambas serta untuk
mendorong para pihak/steakholder dalam rangka Sinergitas Pengelolaan dan
Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dan di
Luar Kawasan Taman Wisata Alam. Sosialisasi
ini dihadiri oleh SKPD Sambas, Camat Paloh, Sekdes Sebubus, LSM Kalilaek
Paloh, WWF, yang dibuka oleh Kadis
Hutbun Sambas Ir. E. Yayan dan penyampaian materi oleh P. Samosir Kepala BKSDA
Wil. III serta Kabit Kawasan Kehutanan Sambas
Khazarudin, adapun TWA yang dipaparkan
dengan segala potensinya adalah sebagai berikut ; Taman Wisata Alam Gunung Asuansang Luas 4.464
Ha,Taman
Wisata,Alam Gunung Dungan Luas 1.142 Ha, Taman Wisata Alam Sungai Liku, Luas
821, Taman Wisata Alam Gunung Melintang Luas 22.171,60 Ha, Taman Wisata Alam
Tanjung Belimbing, Luas 810,30 Ha.
Pembangunan nasional di berbagai sektor telah berhasil meningkatkan pendapatan
masyarakat, disamping telah meningkatkan kegiatan masyarakat diberbagai bidang,
sehingga menimbulkan perubahan pola kehidupan masyarakat yang menuntut
kebutuhan hidup yang semakin beragam. Kedua aspek tersebut ditambah dengan
meningkatnya minat kembali ke alam terutama bagi masyarakat perkotaan,
menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan wisata alam. Sejalan
dengan perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka suaka margasatwa, taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam, yang memiliki keunikan alam, keindahan alam, dan lain-lain, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai
obyek dan daya tarik wisata alam disamping sebagai wahana penelitian,
pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Agar obyek dan
daya tarik wisata alam tersebut dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan
modal dan teknologi. Untuk itu, modal masyarakat dan teknologi yang sesuai,
perlu diikut sertakan dalam kegiatan pengusahaan pariwisata alam. Pengusahaan
pariwisata alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan
taman wisata alam memberikan dampak positif dalam menciptakan perluasan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, peningkatan kesejahteraan masyarakat,
peningkatan pendapatan Negara dan pemasukan devisa. Selain itu pula untuk
meningkatkan rasa cinta tanah air dan budaya
bangsa, pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah serta
meningkatkan ketahanan nasional.
Penyelenggaraan pengusahaan pariwisata alam dilaksanakan dengan
memperhatikan:
- konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya;
- kemampuan untuk mendorong dan meningkatkan
perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya;
- nilai-nilai agama, adat istiadat, serta
pandangan, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat;
- kelestarian budaya dan mutu lingkungan
hidup;
- kelangsungan pengusahaan pariwisata alam
itu sendiri; dan
- keamanan dan ketertiban masyarakat.
LANDASAN HUKUM
1.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata
Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata
Alam.
2. Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam
di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata.
3. Peraturan
Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor :
P.02/IV-SET/2012 tentang Pembangunan Sarana Pariwisata Alam di Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
PENGERTIAN
- Pariwisata
Alam adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk usaha pemanfaatan obyek dan daya
tarik serta usaha-usaha yang terkait dengan wisata alam.
- Pengusahaan
Pariwisata Alam adalah suatu
kegiatan untuk menyelenggarakan usaha pariwisata alam di suaka margasatwa,
taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam berdasarkan rencana
pengelolaan.
- Usaha
Pariwisata Alam adalah
keseluruhan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan oleh wisatawan/pengunjung dalam pelaksanaan kegiatan wisata alam,
mencakup usaha obyek dan daya tarik, penyediaan jasa, usaha sarana, serta usaha
lain yang terkait dengan wisata alam.
- Wisata
Alam adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di
kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
alam.
- Izin
Pengusahaan Pariwisata Alam adalah
izin usaha yang diberikan untuk mengusahakan kegiatan pariwisata alam di areal
suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
- Izin
Usaha Penyedian Jasa Wisata Alam yang selanjutnya disebut IUPJWA adalah izin usaha yang diberikan
untuk penyediaan jasa wisata alam pada kegiatan pariwisata alam.
- Izin
Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam yang selanjutnya disebut IUPSWA adalah izin usaha yang diberikan
untuk penyediaan fasilitas sarana serta pelayanannya yang diperlukan dalam
kegiatan pariwisata alam.
- Blok
Pemanfaatan adalah bagian dari
kawasan taman wisata alam dan taman hutan raya yang dijadikan tempat pariwisata
alam dan kunjungan wisata.
- Rencana
Pengelolaan adalah suatu
rencana makro yang bersifat indikatif strategis, kualitatif, dan kuantitatif
serta disusun dengan memperhatikan partisipasi, aspirasi, budaya masyarakat,
kondisi lingkungan dan rencana pembangunan daerah/wilayah dalam rangka
pengelolaan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.
Dengan sosialisasi dan perencanaan tapak
ditahun 2015 yang disampaikan tentunya dapat membuka pengetahuan dan wawasan
serta menghilangkan salah persepsi yang berkembang selama ini bahwa TWA yang
ada khususnya di kab. Sambas yang tidak bisa dikelola ternyata bisa dan
tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.