Tuesday, December 20, 2016

Mengenal Lebih Dekat Bekantan Sihidung Mancung

Keberadaan Bekantan Satwa Endemik Kalimantan yang ada di Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas saat mulai di kenal oleh masyarakat luas, bekantan ini masih dapat ditemukan dibeberapa titik dihutan mangrove. Salah satunya adalah yang sekarang dijadikan tempat ecowisata yang dekat dengan jalan raya dan pemukiman penduduk.

Bagi pengunjung yang penasaran maumelihat bekantan ini tentunya dapat menanyakan informasi langsung kepada komunitas kalilaek yang berkecimpung dalam hal ini agar tidak salah persepsi saatber kunjung kelokasi ini, bekantan tidak serta merta dapat dilihat di sekitar track ini kecuali putaran makanannya berada disekitar track apalagi jika terdapat banyak orang pastinya langsung kabur dia dan menjauh.

Hal ini dikarenakan para bekantan belum terbiasa dengan ramainya, namun tidak menutup kemungkinan suatu saat dapat dilihat dengan mudah seperti di kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan  yang terdapat bekantan yang sudah maju dalam pengelolaan ecowisata mangrove dan bekantannya. Beberapa bukti contoh bekantan ini dapat dilihat disekitar track seperti saat bersama teman-teman Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK), Pemuda Peduli Lingkungan, Sekcam Paloh beserta perangkatnya juga melihat keberadaan bekantan ini bahkan saat peresmian track bersama Staf Ahli yang mewakili Bupati dan WakilBupati, SKPD Sambas, Muspika Paloh beserta tamu undangan dapat melihat secara langsung satwa endemik ini.

Begitu juga saat mempromosikan ecowisata ini lewat jalur sungai secara gratis bagi para pengunjung dalam dua hari ini, sudah banyak yang melihat bekantan. Sedikit info tentang bekantan berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan komunitas kalilaek:
1.   Waktu yang baik untuk melihat bekantan adalah pada pagi hari saat mencari makanan atau sore saat para bekantan ini akan tidur dipohon mangrove pinggiran sungai dengan menggunakan perahu motor.
2.   Makanan bekantan pagi hari adalah pucuk-pucuk daun mangrove, siang hari berada dibawah pohon makan pucuk-pucukkan seperti pakis maupun tumbuhan merambat beberapa bibi-bijian dan buah-buahan yang ada dihutan mangrove dan pada sore harinya para bekantan ini makan pucuk daun mangrove lagi. 
3.   Pola makan bekantan tergantung pada pucuk-pucuk daun mangrove, ketika sudah habi spucuk disuatu tempat bekantan ini akan berpindah ketempat lain untuk mencari pucuk-pucuk baru bahkan dengan menyebrang sungai namun tidak jauh dari lokasi ecowisata.

Bagi yang sudah terbiasa beradadi hutan mangrove dengan mencium baunya bekantan yang terbawa angin sudah dapat mengetahui posisi dimana mereka berada, nah untuk mengenal lebih dekatdengan satwa yang satu ini ada beberapa reverensi yang perlu diketahui seperti :

APA ITU BEKANTAN
Bekantan merupakan satwa endemik ( asli ) Pulau Kalimantan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Nasalis larvatus, sedang dalam bahasa inggris disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey di beberapa daerah disebut dengan beberapa nama seperti Bangkatan, Neusaap, Kera Belanda, Pika, Bahara, Bentangan, Raseng, Kahau dan di Sambas sendiri disebut Kalilaek atau klaek.

 CIRI-CIRI BEKANTAN
Bekantan merupakan sejenis kera yang mempunya iciri khas hidung yang panjang dan besar dengan rambu tatau bulu berwarna coklat kemerahan dan putih dengan ekor berwarna putih.
Hidung panjang dan besar pada Bekantan (Nasalislarvatus) hanya dimiliki oleh pejantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun dengan hidungnya yang besar tidak mempengaruhi dalam mengunyah makanan hal ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Bekantan betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya.

UKURAN DAN BERAT BADAN
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Kera Bekantan betina berukuran sekitar 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar (buncit). Perut buncit ini sebagai akibat dari kebiasaan mengkonsumsi makanan buah-buahan, biji-bijian dan dedaunan yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna.

KEHIDUPAN BEKANTAN
Bekantan (Nasalislarvatus) hidup secara berkelompok masing-masing kelompok dipimpin oleh seekor Bekantan jantan yang besar dan kuat. Biasanya dalam satu kelompok berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor bahkan lebih.
Sistem sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok terdiri dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa bekantan jantan yang menginjak remaja yang keluar dari kelompok one-male.
Seekor Bekantan betina mempunyai masa kehamilan sekitar 66 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak dalam sekali masa kehamilan. Anak Bekantan ini akan bersama induknya hingga menginjak dewasa (berumur 4-5 tahun).

Bekantan juga dapat  berenang dengan baik, kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau kepulau lain. Untuk menunjang kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan terdapat selaput. Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik, sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup. Satwa yang dilindungi ini lebih banyak menghabiskan waktu di atas pohon.

BEKANTAN TERANCAM PUNAH
Keberadaan bekantan yang hanya bisa hidup dan tergantung pada kawasan hutan mangrove menyebabkan kelestariannya sangat terancam karena tidak punya pilihan lain untuk melarikan diri saat habitatnya dibuka untuk berbagai aktifitas manusia. Ancaman bagi habitat bekantan itu karena terus terjadi pembukaan lahan untuk berbagai aktifitas manusia misalnya pembukaan lahan tambak intensif, pertanian, perkebunan dan industri di kawasan pesisir serta ada yang memburu bekantan untuk dimakan. Ancaman serius bagi satwa ini adalah karena habitatnya, yakni hamparan mangrove adalah kawasan  hutan di Indonesia yang paling cepat musnah karena daerah pesisir dan sungai adalah daerah pertama yang akan dihuni oleh orang-orang.

“Berbeda dengan primata lain, bekantan tidak bisa hidup pada kawasan hutan ‘Dipterocarp’ (jenis meranti) yang luas dan jauh kepedalaman di Kalimantan. Selain itu ada anggapan keliru bahwa bekantan dengan mudah dapat makanan di hutan mangrove padahal satwa ini hanya memakan daun muda, buah-buahan dan biji-bijian mentah. Mereka bisa mendapatkan daun di hutan bakau, tetapi hampir tidak ada buah-buahan dan biji dapat dimakan di hutan mangrove,”Bekantan harus meninggalkan hutan mangrove secara teratur untuk mencari makanant ambahan di hutanjenis lain sehingga jika hutan mangrove terus berkurang maka bekantan akan mati kelaparan.

Alasan itu menyebabkan IUCN (World Conservation Union) mengklasifikasikan bahwa bekantan termasuk satwa langka yang sangat terancam kelestariannya, sekarang tinggal bagaimana kita adakah Simpati dan Empati terhadap keberadaan Bekantan diHutan Mangrove yang masih ada ini,   “ Save Flora & Fauna Di Bumi Paloh ”

Thursday, September 15, 2016

Taukah anda Paloh Jadi Perkampungan Kelulut ???

Lebah kelulut atau Klenceng ( Trigona ) adalah lebah tidak bersengat yang menghasilkan madu sama seperti lebah madu, terdapat hampir 500 spesis kelulut terdapat di seluruh dunia. Lebah kelulut dapat dijumpai pada daerah tropika dunia, seperti Australia, Afrika, Asia tenggara, Amerika untuk dikalimantan banyak ditemukan dihutan belantara sedangkan dipaloh sendiri banyak dijumpai pada hutan mangrove ditepian sungai terutama di kayu nyirih (Xylocarpus granatum).

Kelulut menyimpan madu di dalam tempayan kecil yang dilapisi propolis kaya dengan antioksidan yang berfungsi sebagai antikulat, antifungus, antibakteria dan antiradang yang biasanya digunakan sebagai bahan aktif dalam kosmetik, krim dan tablet. Propolis terbentuk dari bahan resin yang diambil kelulut dari pohon yang mengandung getah kemudian memprosesnya sehingga membentuk propolis, bahan yang berwarna hitam, kuning atau coklat tua di sarang lebah kelulut.

Propolis mampu merawat ulser dan mencuci buah pinggang serta berkesan untuk mencegah pembiakan sel kanker sedang Antioksidan ini pula banyak fungsinya terutama dalam masalah penyakit kanker. Adapun kandungan vitamin dan mineral madu kelulut (trigona) antara lain :
1.  Vitamin:Thiamin (Vit. B1), Riboflavin (Vit. B2), Piridoksin (Vit. B6), Asam Askorbat (Vit. C), α-tokoferol (Vit. E), Niasin, Asam pantotenat, Biotin, Asam folat dan Flavonoid (Vit. K). Mineral : Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Alumunium (Al), Besi (Fe), Fosfor dan Kalium (K), Seng (Zn), Potassium, Sodium Klorin, Sulfur.

2.  Madu Kelulut (Trigona) mengandung enzim-enzim penting yang diperlukan oleh tubuh seperti diastase, peroksidase, dan oksidase yang mampu memecah karbohidrat dan glukosa serta menghasilkan energi instan.
3.  Madu Kelulut (Trigona) dapat menyatu dengan aliran darah hanya dalam waktu 7 menit.

Madu Kelulut (Trigona) juga cocok bagi penderita diabetes melitus, sebagai pengganti insulin, menormalkan kadar gula, mengatasi lemah syahwat, menormalkan fungsi alat vital, serta penyeimbang metabolisme dalam tubuh.

Kecamatan Paloh sendiri mulai gencar mengembangkan madu jenis ini, hampir disetiap rumah warga terutama di Desa Sebubus memiliki madu kelulut yang sudah dibudidayakan didalam kotak, Ramli (41) Kadus Setingga Asin juga menyampaikan lama-lama desa kami bisa menjadi  perkampungan kelulut dan berhati-hati nanti didatangi beruang madu celotehnya mengenai harga yang ditawarkan juga bervariasi 1 kg dibandrol 180.000 jika dijual dalam kemasan botol 625 ml seharga 150-200 rb.


Pada umumnya konsumen meyakini bahwa madu trigona mempunyai kualitas yang lebih baik, terutama fruktosa dan glukosanya dibanding madu lebah lain. Alasan kedua adalah jumlah produksinya masih sangat sedikit, baik secara keseluruhan maupun per koloni. Sebagai bandingan, madu dari jenis Apis mellifera mampu menghasilkan sekitar 10 kilogram madu per koloni tiap tahun, sementara Apis trigona hanya 1-2 kilogram per koloni tiap tahun.

Bagi mereka yang belum mahir membedakan madu trigona dan madu apis, memang sulit membedakannya. Baik mengenai warna atau kekentalannya, namun mengenai rasa madu trigona memiliki rasa khas agak masam. Bahkan, juga sulit membedakan ” madu gula” dengan “madu asli”. Madu gula adalah madu lebah yang dihasilkan karena diberi makan gula/tetes, sedangkan madu asli dihasilkan oleh lebah yang mencari makan pada jenis bunga-bunga dan tumbuhan.

Di pasaran konsumen juga sering menemukan madu kopi, madu karet, madu lengkeng, madu rambutan, atau madu mixflower atau multiflora, dan sebagainya. Perbedaan itu berdasarkan jenis bunga yang diisap lebah, dan masing-masing jenis memiliki kelebihan
maupun kekurangannya. Mahal-murahnya harga tidak selalu berhubungan dengan khasiatnya, tetapi lebih sering ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran bahwa madu mempunyai berbagai khasiat untuk kesehatan manusia.

Madu merupakan hasil yang paling maksimal dan bagus yang dikumpulkan dari lebah pekerja penghasil madu, madu trigona merupakan madu yang paling istimewa diantara banyak madu-madu lainnya. Madu trigona ini masih sulit di dapat karena masih sangat sedikit yang membudidayakan, dan mencarinya hanya di tengah hutan belantara maka
harganya lebih mahal dari harga madu lain.

Karakteristik Madu Kelulut (Trigona) dan Cara Membedakan Madu Asli,Palsu atau Campuran : Rasa Madu Kelulut (Trigona)  sangat unik dan berubah-ubah sesuai dengan sumber pakan dan musim manis, agak kecut dan agak asam namun tetap terasa menyegarkan di tenggorokan dan tidak membahayakan bagi kesehatan lambung bahkan memberikan manfaat bagi pemulihan lambung yang bermasalah.

Warna Madu Kelulut (Trigona) bermacam-macam mulai dari kuning tua, merah, kecokelatan hingga kehitam-hitaman karena adanya perubahan warna madu dipengaruhi oleh sumber pakan, umur madu dan perubahan cuaca.

Meneteskan Madu di Air Di Dalam Piring / Mangkok Ketika piring digoyang ke kiri dan ke kanan, maka sebelum madu itu bercampur akan membentuk seperti sarang lebah, semakin lama bentuk segi nya bertahan berarti semakin bagus baik nutrisi yang terkandung dalam madu tersebut alias madu asli. Jika semakin cepat bentuk segi itu memudar maka jelaslah itu madu campuran, karena nutrisi sudah jauh berkurang salah satu ciri madu asli adalah ketika dimasukkan ke dalam air maka madu tersebut tetap solid dan berbetuk segi, terkecuali di aduk rata maka air akan keruh.

Madu Kelulut (Trigona) yang asli akan dikerubungi semut karena :
-  Semut  merupakan salah satu musuh alami lebah trigona di alam aslinya.
-  Semut sangat menyukai madu kelulut (trigona) karena nektar dan sumber nektar yang diambil oleh lebah kelulut (trigona) juga disenangi oleh kawanan semut.

Memutar Optik Madu asli mempunyai kandungan gula yang spesifik yang dapat mengubah sudut putaran cahaya terpolarisasi. Higroskopis Madu asli bersifat menyerap air, jika madu dibiarkan terbuka pada tempat dengan kelembaban udara tinggi maka madu akan bertambah encer.

Tidak Mudah Mencampur Dengan Air Madu asli jika dituangkan ke dalam air hangat tidak akan pecah atau air akan tetap jernih sebelum diaduk merata dan bagi madu yang sudah tercampur dengan air biasanya air akan menjadi keruh.

Membeku Jika Di Freezer Cara ini tidak 100% benar, seasli-aslinya madu terdiri dari mineral dan nutrisi, kandungan air rata-rata 17,4% dan tentu saja yang namanya air pasti membeku kalo di dalam Freezer. Dan ada beberapa madu yang memiliki sifat mengkristal seperti madu Kaliandra.

Mencampurnya Dengan Kuning Telur Cara ini tidak 100% benar, campurkan dua sendok makan madu dengan kuning telur lalu kocok jika kuning telur tampak mengkristal dan kelihatan matang maka madu anda asli. Yang sebenarnya terjadi adalah penggumpalan atau koagulasi hal ini karena madu adalah asam dan kuning telur adalah protein. Protein yang dicampur dengan asam akan menggumpal sehingga telur akan terlihat matang yang sebenarnya ter-koagulasi, namun tidak semua jenis madu memiliki kadar asam amino yang tinggi.

Kocok Madu Dalam Botol Madu asli jika di kocok akan berbusa, busa dan udara yang terbentuk akan naik dan menekan tutup botol serta menjadi gas ketika tutup botol dibuka akan terdengar suara letupan kecil, apalagi tergantung suhu penyimpanan yang panas dan usahakan penyimpanan dalam suhu sejuk atau di Frezeer.

Teteskan Madu Pada Kertas / Koran Cara ini tidak 100% benar, jika madu yang Anda miliki adalah madu asli pasti tidak mudah diserap kertas atau koran karena kadar air yang terkandung di dalam madu asli lebih rendah dibandingkan madu palsu.

Menggunakan Korek Api Cara ini tidak 100% benar batang korek api yang dimasukkan atau dicelupkan dalam larutan madu beberapa detik, sesudah itu kita ambil dan korek tersebut kita pantikkan dengan kotak korek. Kalau korek tersebut masih bisa menyala maka madu yang kita uji adalah asli. Cara ini banyak dipakai penjual madu di pasar-pasar dan cara ini belum teruji secara nyata karena sampai saat ini banyak yang belum menemukan hasil penelitian yang merekomendasikan cara tersebut.

Menggunakan Alat Polarimeter Cara ini tidak 100% benar madu asli secara optis akan memutar ke kiri, sedangkan madu palsu akan memutar ke kanan. Tips untuk membedakan madu dengan cara mudah seperti di atas tidak selamanya benar 100% karena dalam setiap pemanenan mengandung kadar air yang berbeda-beda, misalkan ketika panen pada musim hujan, maka madu akan banyak mengandung air selain menyebabkan lebih cair, air hujan juga akan menyebabkan madu terodaksi udara maka madu akan menjadi lebih masam ( INGAT AIR HUJAN BERSIFAT ASAM ).

Meledak Madu asli tidak akan selalu meledak karena setiap madu memiliki tingkat pH berbeda-beda, maka kemungkinan untuk meledak juga berbeda-beda seperti MADU KELULUT Memiliki pH yang tinggi apabila di taruh pada suhu yang tinggi atau di bawah terik matahari maka akan meledak, makanya untuk MADU KELULUT disarankan untuk di simpan dalam Freezer atau simpan di tempat yang sejuk.

Madu kelulut secara ekonomis dapat meningkatkan penghasilan tambahan bagi warga dengan cara budidaya dapat madu kemudian dijual tentunya hal ini jika berkesinambungan akan memperoleh hasil yang lebih baik, namun disayangkan ada juga yang mendapatkan uang dengan menjual sarang kelulut yang masih didalam potongan kayu sampai keluar keluar daerah. Dengan maraknya budidaya madu kelulut tentunya harus didukung dengan ilmu pengetahuan dengan cara pelatihan budidaya yang baik dan benar seperti memisah koloni kelulut yang sudah ada menjadi koloni-koloni baru, sehingga pohon mangrove jenis nyirih tempat yang disenangi kelulut untuk bersarang tidak habis ditebang dengan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada dapat berguna bagi masyarakat banyak dan tetap memperhatikan aspek lestari.

Bangun SDM Dengan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Pengembangangan Kawasan Pesisir Tangguh ( PKPT ) 2016 memasuki tahun kedua, kegiatan ini adalah program dari kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP ) yang dilaksanakan di Sebubus, Nibung dan Malek merupakan Desa pesisir yang ada di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan RPKP yang merupakan dasar pelaksanaan pengembangan wilayah pesisir selama lima ( 5 ) tahun yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas dengan membentuk tim gabungan yaitu Pemkab
Sambas, DKP, PU, Bappeda, BLH, Kehutanan, penyusunan RPKP dilaksanakan secara partisipatif antar desa melalui pendampingan dengan mempertimbangkan antara lain profil desa, hasil Musrembangdes yang tertuang dalam RPJMDes, Rencana Tata Ruang Wilayah serta kebijakan pengelolaan wilayah pesisir lainnya.

Ketangguhan program ini telah terbukti dengan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan seperti : Bina manusia, Bina Usaha, Bina Sumber
Daya, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Siaga Bencana dan perubahan Iklim dan Bina Kelembagaan, pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membentuk Kelompok Masayarakat Pesisir ( KMP ) yang disesuaikan dengan karekteristik desa masing –masing.

Kegiatan yang tak kalah pentingnya adalah memberikan pelatihan Peningkatan Kapasitas Masyarakat Pesisir ( Kelembagaan Kelompok ) yang disampaikan oleh Suriawan SST, MT berupa tujuan, struktur,
fungsi tugas, mengembangkan dan membina,kekompakan, suasana, efektifitas dan administrasi kelompok sehingga kedepan masyarakat dapat mengelola kelompoknya dengan lebih baik dan profesional.

Selain itu ada juga pelatihan keterampilan untuk kelompok perempuan dengan bahan baku yang banyak ditemukan disekitar pemukiman masyarakat yang belum termanfaatkan dan kegiatan ini di sampaikan oleh Darmawan seperti membuat dan mengolah hasil buah mangrove menjadi beraneka panganan seperti sirup, dodol, tepung dll menjadi sumber bahan pangan serta membuat keterampilan beraneka ragam hiasan dari kerang yang biasanya limbah kerang ini hanya dibakar untuk dibuat kapur apalagi dengan pantai yang panjang sangat mudah menemukan kerang-kerang ini.

Dengan bertambahnya informasi dan praktek secara langsung tentunya dapat memotifasi masyarakat untuk dapat membuat suatu karya dengan menggunakan apa yang ada disekitar mereka, dalam hal ini kerjasama tim dilapangan seperti pendamping, fasilitator dan pemberdayaan adalah hal yang terpenting sehingga kesuksesan Program PKPT benar-benar dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sehingga dapat terus
berlanjut pada tahun berikutnya dan dapat dicontoh untuk program-program yang lain. Salam tangguh. 




Friday, June 17, 2016

Menyelam Loobster Dapat Meriam

Laut bagi masyarakat pesisir merupakan salah satu sumber mata pencaharian terutama bagi yang berprofesi sebagai nelayan, tidak hanya menggunakan jaring sebagai alat tangkap ada juga yang menyelam untuk menangkap udang kiot alias loobster.   Berawal dari menyelam Anto atau yang lebih akrab dipanggil pak uban ini menemukan dua buah meriam pada (14/6), karena berat dan tidak bisa diangkat akhirnya pak uban menandai lokasi meriam dan pulang untuk memberitahukan kepada warga yang lain.

Kamis (16/6) sekitar jam 13.00 wib warga yang berjumlah 9 orang pergi kelaut menggunakan perahu motor untuk mengangkat meriam yang berjarak lebih kurang 800 M dengan kedalaman 8 M yang  berlokasi di laut Tanjung Kemuning Dusun Ceremai Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Sewaktu mau mengangkat terjadi hal aneh dimana posisi meriam-meriam yang sudah ditandai itu tidak dijumpai mengingat dipaloh masih kental akan hal-hal mistis maka pak uban berkata dalam bahasa sambas jike barang itok memang bise diangkat dan dibawak untuk warge kampak make nampakkanlah, setelah berucap langsung terjun menyelam dan akhirnya ditemukan meriam-meriam tersebut. Sewaktu ditemukan posisi meriam ini satu menghadap ke barat dan satunya lagi menghadap ke utara dan diperkirakan sudah ada sejak  jaman perang kerajaan sambas melawan belanda, perlu satu jam untuk membawa meriam dengan ukuran panjang 1.40 M dan 1.64 M ke kampak itupun dibarengi dengan cuaca hujan panas dan tidak menutup kemungkinan masih banyak barang-barang bersejarah lain didaerah ini mengingat paloh memiliki laut yang berbatasan dengan laut natuna dan laut cina selatan yang menjadi lintasan sejak dulu.

Nedi Zaini sebagai tokoh masyarakat yang juga ikut dalam pengangkatan meriam mengungkapkan barang bersejarah ini akan disimpan dikampak tidak boleh dibawa kemana-mana dan rencana akan dibuatkan tempat untuk menyimpan dan memajang meriam sehingga kedepan dapat dilihat dan dikunjungi orang ramai sekaligus sebagai salah satu daya tarik pariwisata didaerah ini. 



Thursday, March 24, 2016

Harapan Baru Sawah Tadah Hujan

Seiring datangnya musim panas kemilau bulir-bulir padi mulai menguning ini pertanda masa panen sudah tiba, Alhamdulillah kali ini hasil juga memuaskan ketimbang beberapa tahun yang lalu. Sebagai daerah persawahan dengan sistem tadah hujan tentunya tidak mudah dengan dengan kondisi perubahan iklim setiap tahunnya apalagi didaerah pesisir yang berdekatan dengan laut tentunya perlu dilakukan suatu trobosan baru dalam mengelola pertanian. 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas mengadakan demplot paket teknologi
budidaya padi sawah tadah hujan kawasan perbatasan kabupaten sambas yang dilaksanakan di Dusun Jeruju Desa Sebubus Kecamatan Paloh dan hasilnya pada ( 22/3) 2016 dilaksanakan acara panen padi dilokasi demplot menggunakan peralatan teknologi tepat guna yang dihadiri kepala BPTP Kalbar, Kadis Pertanian dan Perternakan Kab. Sambas, BP3 Paloh, Danramil Paloh, Camat Paloh, Kades Sebubus dan malek, Kadus Jeruju, Gapoktan, Poktan Subur 2 juga masyarakat setempat. 
Penanaman benih dimulai pada ( 15/12 ) 2015 oleh kelompok tani subur 2 seluas 1 ha dengan menggunakan bibit impara 3 umur 115 hari dengan jarak tanam jajar legowo 4:1 ( 20x15x40 cm ) dan setiap lubang 5 bibit, dalam sambutannya Djiyanto Kepala BPTP Kalbar memberikan gambaran tentang padi impara 3 yang kenyal dan pulen jadi ketika dimakan bisa tahan lama diperut, selain itu bibit ini cocok dan sesuai dengan kondisi daerah pesisir. 

Pada demplot ini perlakuan yang diberikan seperti pemberian pupuk terdiri dari NPK 300 kg/ha, Urea 100 kg/ha, KCL 100 kg/ha dan pupuk organic 500 kg/ha ditambah penggunaan kapur 500 kg/ha dan dalam pengendalian hama serta penyakit melalui pendekatan PHT sesuai sasaran OPT sedangkan mengenai gulma dilakukan pengendalian secara terpadu.

Selain acara panen padi rombongan juga berkesempatan melihat kegiatan percetakan sawah baru yang dilaksanakan untuk kec. Paloh sendiri ada didua lokasi yaitu setingga asin dan
mentibar. Tentunya kegiatan ini diharapkan akan terus dilanjutkan dengan meningkatkan hasil dari sawah yang sudah ada dan menata serta mengelola sawah baru yang lebih baik. 

Gencar membina dan mensosialisasikan hal-hal yang baru, mengingat kebiasaan yang ada di masyarakat desa sebubus dan sekitarnya menanam padi 2 kali dalam setahun menggunakan bibit lokal sedangkan jika menggunakan bibit baru seperti impara 3 dapat dilakukan setahun 3 kali hal ini tentunya dapat mendongkrak hasil pertanian masyarakat dan
didukung akan teknologi yang lebih baik. 

Namun yang juga perlu diperhatikan adalah sistem irigasi terkait tadah hujan dimana ketika musim curah hujan tinggi air dapat dibuang namun sebaliknya menghadapi musim panas diperlukan sumber-sumber air untuk mengairi sawah hal ini bisa dalam bentuk embung ataupun sumur bor dan jika memungkinkan pendanaan yang cukup besar dapat menggunakan mesin penyuling air asin menjadi air tawar hal ini memungkinkan karena sumber air laut yang ada sangat melimpah.

Sunday, March 20, 2016

MAU PILIH YANG MANA


Pembangunan pelabuhan penyebrangan ceremai sungai sumpit desa sebubus kecamatan paloh  yang dilaksanakan secara bertahap selama beberapa tahun ini telah selesai dikerjakan pada januari 2016, keberadaan pelabuhan yang sudah lama dinantikan ini dilengkapi dengan ferry sebagai sarana transfortasi penghubung dengan desa perbatasan temajuk. 

Bagi masyarakat pengguna jasa anggkutan air yang menggunakan mobil tentunya mendapat angin segar terutama mengenai tarif yang lebih murah dari biasanya, jika dilihat perkembangan aktifitas keluar masuk kendaraan didaerah ini masih terbilang sedikit terutama mobil. 
Selama ini jasa angkutan air non pemerintah khusus mobil awalnya hanya satu yaitu berupa perahu bangkong yang terbuat dari kayu sebagai perintis dalam melayani jasa penyebrangan namun belakangan ini sudah ada lagi yang baru terbuat dari besi yang menimbulkan pertanyaan terutama perizinan, yang lama saja belum beres apalagi yang baru hal ini dikemukakan dari dinas perhubungan sambas dan jika di tambah milik pemerintah jumlahnya menjadi tiga sehingga timbul pemikiran apakah pertanda daerah ini akan maju. 

Ledi sebagai ketua penyebrangan perintis tentunya juga mempertanyakan tentang hal ini, mengingat keberadaan angkutan yang dikelolanya tentunya sangat menyadari akan keberadaan armada milik pemerintah yang akan beroperasi akan  berpengaruh besar namun terlepas dari itu semua apapun yang terjadi akan mengikuti aturan yang berlaku serta mendukung program pemerintah.  

 hal senada juga disampaikan Rusiadi warga masyarakat menyatakan bahwa penyebrangan dipaloh luar biasa, di sekura saja yang ramai akan aktifitas hanya ada satu ferry. 

Dengan kondisi seperti ini pemerintah serta instansi terkait hendaknya harus segera mengantisifasi agar tidak timbul hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dilapangan dan mencari solusi jalan terbaik dalam menyikapi terhadap hal ini. 
Ferry Pemerintah

Armada Penyebrangan Baru
Armada Penyebrangan Perintis

Monday, September 21, 2015

Mentari Mulai Menampakkan Sinar Hangatnya

Kabut asap perlahan mulai memudar setelah diguyur hujan dalam dua hari pada minggu lalu, walaupun tidak lebat namun menunjukkan perubahan kondisi cuaca yang ada lebih baik khususnya dipaloh. Matahari tidak lagi berwarna merah sebagai mana sebelumnya seperti lampu kekurangan minyak, sinarnya mulai memancar dan awan juga mulai terlihat.

Namun demikian jika tingkat curah hujan masih kurang dan belum merata tentunya kecerian hari tidak bisa bertahan lama,  khusus di Kecamatan Paloh tingkat kebakaran tidak terlalu parah seperti tahun sebelumnya namun kabut asap yang terjadi sekarang merupakan kiriman dari tempat lain dan tentunya juga berdampak besar bagi daerah ini.

Kondisi kabut asap dari kebakaran banyak membuat dampak lingkungan yang buruk seperti mengganggu jarak pandang, mengganggu aktifas belajar disekolah, menyebabkan penyakit ispa maklum yang dihirup bukan lagi oksigen tapi karbon dioksida, udarapun menjadi
pengap selain itu lautan dan sungai menjadi tidak terlalu jelas terlihat tentunya mempengaruhi hasil tangkap para nelayan.

Menyikapi hal ini yang kerap terjadi setiap tahunnya tentunya semua pihak harus tanggap terhadap bencana dan perubahan iklim dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. Tebentuknya Masyarakat Peduli Api ( MPA ) ditingkat desa sampai dusun merupakan solusi yang baik namun dalam hal ini tentunya pembinaan, pelatihan dan  pembekalan akan penanganan kebakaran  juga perlu ditingkatkan akan tetapi yang paling penting adalah peralatan pemadan kebakarannya dan bukan hanya sekedar dibentuk.

Tentunya diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, instansi terkait pihak swasta dan masyarakat dengan tidak bosan-bosannya menghimbau dan mensosialisasikan tentang menjaga lingkungan dengan tidak membakar lahan yang akan digunakan untuk perkebunan.  Siap siaga dan tanggap akan bencana dan perubahan iklim juga harus menjadi prioritas apalagi paloh merupakan daerah pesisir, tentunya penegakan hukum bagi pelaku pembakaran lahan serta perusak lingkungan harus dilakukan demi kepentingan bersama.

Penyebrangan Perintis Menuju Perbatasan Paloh

Penyebrangan sungai paloh dari sungai sumpit menuju cermai yang berada di Desa Sebubus yang menjadi penghubung dengan daerah perbatasan ke Desa Temajuk sekarang mulai ramai dengan aktifasnya, perahu bangkong begitu masyarakat menyebutnya adalah nama alat transportasi penyebrangan yang digunakan.
Awalnya penyebrangan ini hanya mengangkut sepeda motor dan jumlah tidak begitu banyak sesuai dengan jumlah penduduk yang ada
diperbatasan saat itu, semenjak perbatasan mulai mencuat kepermukaan dan pembangunan infrastruktur mulai dibangun aktifitas daerah ini perlahan mulai meningkat.

Menyikapi kondisi ini masyarakat cermai mulai merancang perahu bangkong yang lebih besar untuk dapat mengangkut mobil dan alat transportasi yang terbuat dari kayu ini mulai beroperasi pada akhir tahun 2011 dengan mesin tempel 40 pk yang merupakan bantuan dari Pangdam  namun kondisi mesin yang digunakan sering rusak dan jika hal ini terjadi maka transfortasi jadi terganggu untuk mengatasi hal ini Bupati Sambas yang sering berkunjung ketemajuk memberikan bantuan berupa mesin 40 pk melalui Dinas Perhubungan untuk membantu memperlancar transportasi ini mengingat selain masyarakat, pengusaha maupun pejabat menggunakan jasa penyebrangan ini.

Tentunya kondisi perahu bangkong sampai tahun 2015 ini sudah tidak layak untuk digunakan, Ledi MR selaku ketua penyebrangan khusus mobil sekaligus ketua koperasi mandiri cermai bersama anggotanya dengan swadaya mulai membuat perahu baru yang lebih besar dan lebih layak dengan menggunakan 2 buah mesin berbahan bakar solar dengan ukuran 6X162 M sehingga kenyaman, keamanan lebih terjamin serta yang lebih penting tidak terhalang lagi sewaktu air surut ataupun dalam kondisi berangin. Alhamdulillah perahu tersebut sudah selesai dikerjakan dan diresmikan Bupati Sambas pada (10/9) beserta Camat, Kapolsek, Danramil Paloh, Dishub dan masyarakat dalam hal ini juga Ibu Djuliarti Djuhardi Alwi mengingatkan masyarakat
untuk pandai dalam melihat peluang apalagi menyangkut tentang tanah jangan sampai yang masih ada dijual sehingga dengan semakin berkembangnya daerah perbatasan masyarakat dapat mengelola tanahnya untuk kesejahteraan. Tentunya kedepan perahu ini dapat berdampingan dengan program pemerintah yang sedang membangun dermaga yang akan dilengkapi dengan Feri penyebrangan mengingat perahu perintis yang berperasi selama ini juga memiliki andil dalam membantu pembangunan dengan masuk keluarnya barang didaerah ini.