Monday, June 5, 2017

Traveling Pesona Kalbar Bag. I

Destinasi Wisata Di Kabupaten Sambas

Kecamatan Paloh terletak di utara kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Negeri Sarawak Malaysia bagian timur,  paloh merupakan kawasan pesisir yang mempunyai garis pantai yang panjangnya ± 63 km dengan luas wilayah 1.148,84 km² (114.884 ha) atau 17,96 persen dari luas kabupaten Sambas.
Secara geografis kecamatan Paloh terletak diantara 1º351 35” Lintang Utara serta 2º051 43” Lintang Utara dan 109º381 56” Bujur Timur
serta 109º281 Kecamatan Paloh terdiri dari 8 desa  yang  meliputi Desa Kalimantan, Matang Danau, Tanah Hitam, Mentibar, Malek, Nibung, Sebubus dan Temajuk. Desa terluas adalah Sebubus dengan luas ± 326,21 km2 sedangkan Desa terkecil adalah Mentibar dengan luas ± 13,00 km2.
Setiap desa yang ada dikecamatan paloh memiliki potensi dan daya tarik tersendiri baik itu dibidang pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan maupun objek-objek wisata. Dalam Traveling Pesona Kalbar kali ini akan membahas tentang potensi wisata di beberapa desa dengan
melihat kondisi alam yang dapat dikembangkan dan menjanjikan bagi perekonomian masyarakat kedepan, untuk menuju lokasi wisata yang ada dapat ditempuh dengan jalur darat dengan menggunakan sepada motor maupun mobil bahkan lewat jalur laut juga bisa.

Gerbang Pertama Ecowisata Hutan Mangrove
Desa Sebubus memiliki luas wilayah 326,21 Km2  dengan Sungai Paloh berada persis di tengah wilayah Sebubus sebagai aliran utamanya sehingga secara umum hal ini cukup
mempengaruhi sistem hidrologi wilayah yang terkena pasang air laut seperti  daerah di sempadan pantai dan kawasan di sekitar muara sungai Paloh, selain letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan laut  Natuna, keberadaan sungai ini sangat membantu sistem drainase di sebubus yang ditunjang dengan adanya banyak parit / saluran sekunder yang bermuara ke sungai tersebut.

Desa ini dapat menjadi gerbang pertama tempat wisata dengan keistimewaan tersendiri memiliki keanekaragaman hayati dan ekosisitem

hamparan hutan mangrove yang cukup luas membentang di sepanjang aliran sungai serta memiliki satwa endemic yang dilindungi. Tempat wisata ini tidak jauh dari jalan raya dan pemukiman penduduk berada di dusun Setingga Asin, yang berdampingan dengan Dusun Setingga dan Jeruju, dengan berjalan kaki ± 350 m menyusuri jalan tanggul maka akan menemukan jembatan dan jalan titian sepanjang 438 m ditambah fasilitas yang ada didalam lokasi walaupun belum memadai seperti wc, tempat duduk dan tempat berteduh semoga kedepan dapat dikembangkan lebih baik lagi dalam fasilitas. 

Ketika masuk kelokasi ini kita akan disuguhkan pemandangan hamparan hutan mangrove yang masih alami tempatnya teduh udaranya segar ditambah kicauan berbagai jenis burung membuat betah ketika berada ditempat ini, bagi yang kepengen menjelajah hutan mangrove didaerah ini dapat sambil mencari kepah, tenkuyung maupun kepiting serta harus siap-siap berlumpur. Untuk menambah asyik suasana dilokasi ecowisata ini  kita juga dapat melihat bekantan alias kera belanda atau masyarakat setempat menyebutnya kalilaek dengan menyusuri sungai dengan menyewa perahu motor, bekantan termasuk satwa dilindungi yang
masih ada yang dapat dilihat di daerah ini pada waktu pagi dan sore hari. Untuk mengabadikan bekantan lewat lensa kamera yang dibidikkan susah-susah gampang serta harus sabar menunggu dan mencari momen yang tepat, sebab bekantan yang ada masih liar dihabitatnya untuk ini diperlukan pemandu yang sudah terbiasa menangani satwa ini dan jika beruntung kita juga dapat melihat lutung, buaya dan beberapa satwa lainnya. Selain keindahan flora dan faunanya, kita dapat menikmati berbagai olahan panganan dari mangrove seperti sirup, minuman segar, teh, selai, dodol, kue isi
selai, keripik yang mulai dikembangkan serta lainnya tidak ketinggalan ada juga madu kelulut mangrove yang dapat dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang sambil menikmati suasana alam yang ada kita juga dapat berpartisifasi dengan menanam pohon bakau ataupun menjadikan tempat ini sebagai sarana pendidikan dan penelitian.
Selanjutnya tidak jauh dari lokasi ini terdapat Taman Wisata Alam (TWA) Tanjung Belimbing atau yang lebih dikenal dengan nama Selimpai, untuk menuju selimpai dibutuhkan waktu ± 15 menit dengan menyebrangi sungai paloh menggunakan perahu motor dan akan
menjumpai susunan pohon cemara laut atau aruk yang tersusun rapi secara alami selain itu kita dapat menjumpai tempat penangkaran penyu. Selimpai ini dikelola oleh BKSDA yang saat sekarang ini sedang dilakukan penataan blok mana yang akan dijadikan zona pemanfaatan dan zona lindung.  Selain itu laut maupun sungai yang ada di desa sebubus terdapat beraneka jenis ikan maupun udang yang dapat dijadikan tempat pemancingan, dengan menyusuri sungai paloh sampai ke hulu kita dapat menjumpai tempat wisata spiritual batu bejamban yang terletak di Dusun Sungai Tengah.
 
Wisata Malam’         
Tempat wisata berikutnya berada di Dusun Ceremai dengan melewati pelabuhan sungai sumpit ceremai dengan jarak tempuh ± 12 km dari tempat ecowisata mangrove kita akan menjumpai pantai dengan hamparan pasir putih yang landai menjorok kearah laut, bagi yang mau berpetualang untuk menikmati pantai yang panjang dan indah ini dapat menyusurinya dengan menggunakan sepeda motor dimulai dari Pantai Mutusan, Kampak, Tanjung Kemuning, Tanjung Api, Sungai Belacan, Sungai Gelam  Sampai keperbatasan desa temajuk yaitu
Sungai Ubah. Keistimewaan pantai ini adalah sebagai tempat peneluran penyu hijau dan sisik yang biasanya penyu-penyu ini naik kepantai untuk bertelur dengan musim puncak dimulai pada bulan mei sampai oktober. Seekor penyu bisa bertelur dalam satu musim 4-6 kali, penyu bertelur pada saat malam hari dan jika beruntung pagi hari juga dapat melihatnya.  untuk melihat satwa endemic yang terkenal jago berenang ke berbagai samudra ini tidak boleh sembarangan karna penyu sangat sensitive terhadap cahaya lampu terutama cahaya lampu sepeda motor dan senter yang biasa digunakan untuk menyusuri
pantai pada malam hari, hal ini dirasakan dapat menggangu pada saat akan naik kepantai ataupun saat mau bertelur
 sehingga dalam hal ini  diperlukan jasa pemandu untuk dapat menjelaskan tata cara saat berada dilokasi.  
Selain itu ditempat ini juga terdapat beberapa tempat penangkaran penyu berupa tempat penetasan dan pembesaran anak penyu atau tukik yang dikelola oleh beberapa komunitas masyarakat. Sambil melihat penyu bertelur kita juga disuguhkan dengan pemandangan kerlap kerlip lampu perahu nelayan yang sedang mencari ikan dilaut apalagi langit diterangi oleh
bulan dan bintang-bintang sungguh pemandangan yang menakjubkan, tentunya masih banyak daya tarik wisata Desa Sebubus yang dapat dikunjungi
cocok untuk liburan maupun kunjungan.
 




 




No comments:

Post a Comment